Banyuwangi (Antara Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memastikan Bandara Blimbingsari tetap beroperasi normal, kendati sehari sebelumnya sempat terjadi kecelakaan pada salah satu pesawat latih yang dipiloti salah seorang siswa sekolah pilot.
"Saya memang langsung cek begitu dengar kabar tersebut. Kemarin saya juga ke bandara. Tidak ada gangguan berarti, hanya sempat ada keterlambatan penerbangan komersial selama sekitar dua jam. Tapi setelah itu normal. Hari ini saya juga sudah cek, semuanya normal. Penerbangan komersial normal, aktivitas sekolah pilot di Banyuwangi juga normal," ujar Anas saat dihubungi di Banyuwangi, Selasa.
Pesawat latih milik Mandiri Utama Flight Academy (MUFA) Flying School jenis Cesna 172 S dengan Nomor Lambung PK MU mengalami "crash landing" atau gagal mendarat dan sempat terbakar di Bandara Blimbingsari pada Senin (16/1) sekitar pukul 10.20 WIB.
Pesawat latih tersebut dikemudikan oleh salah seorang siswi pilot Regina Martalia (19), asal Tangerang, yang dikabarkan mengalami luka ringan dan kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah Rogojampi.
Anas mengapresiasi kinerja manajemen Bandara Blimbingsari yang cukup sigap dalam menangani kecelakaan pesawat latih tersebut. Prosedur standar operasional (SOP) dijalankan dengan baik, sehingga dampak negatif pasca-kecelakaan bisa diminimalisasi. Landasan pacu segera bersih setelah penanganan pesawat yang mengalami kecelakaan dilakukan.
"Kami mengapresiasi kinerja manajemen bandara. Yang saya tahu, 'safety and security' Bandara Banyuwangi termasuk yang terbaik di lingkungan Kementerian Perhubungan. SOP-nya langsung jalan otomatis ketika ada kejadian-kejadian," ujar Anas.
Anas berharap, para calon pilot bisa mengambil pelajaran dari insiden tersebut. "Alhamdulillah, siswi calon penerbangnya juga selamat. Semoga ini jadi pembelajaran, calon-calon pilot yang belajar di sini tetap fokus belajar dan menuntaskan studinya untuk membantu memenuhi permintaan pilot yang cukup banyak di industri penerbangan nasional dan internasional," ujar Anas.
Kepala Bandara Blimbingsari Dodi Dharma Cahyadi menambahkan, saat ini penerbangan komersial berjalan normal sebagaimana biasanya.
"Senin (16/1) kemarin juga sudah ada penerbangan siang Garuda dan Wings Air pascakejadian crash landing, meskipun sempat mengalami penundaan dua jam, karena pembersihan landasan," kata dia.
Dodi mengatakan, pascakecelakaan, pihaknya juga telah melakukan evaluasi terkait proses evakuasi yang dilakukan oleh pihak bandara. Hasilnya semua proses berjalan sesuai dengan SOP.
"Begitu crashbell berbunyi, kami langsung menerjunkan tim pemadam kebakaran untuk memadamkan api. Response time-nya kurang dari dua menit, tepatnya satu menit tiga detik," kata Dharma.
Sementara itu proses belajar sekolah pilot yang beroperasi di Bandara Blimbingsari juga sudah berjalan sebagaimana biasanya. Saat ini di Banyuwangi terdapat tiga sekolah pilot yang beroperasi, yaitu Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi ( LP3B), Bali Flight Academy (BIFA), dan Mandiri Utama Flight Academy (MUFA). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Saya memang langsung cek begitu dengar kabar tersebut. Kemarin saya juga ke bandara. Tidak ada gangguan berarti, hanya sempat ada keterlambatan penerbangan komersial selama sekitar dua jam. Tapi setelah itu normal. Hari ini saya juga sudah cek, semuanya normal. Penerbangan komersial normal, aktivitas sekolah pilot di Banyuwangi juga normal," ujar Anas saat dihubungi di Banyuwangi, Selasa.
Pesawat latih milik Mandiri Utama Flight Academy (MUFA) Flying School jenis Cesna 172 S dengan Nomor Lambung PK MU mengalami "crash landing" atau gagal mendarat dan sempat terbakar di Bandara Blimbingsari pada Senin (16/1) sekitar pukul 10.20 WIB.
Pesawat latih tersebut dikemudikan oleh salah seorang siswi pilot Regina Martalia (19), asal Tangerang, yang dikabarkan mengalami luka ringan dan kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah Rogojampi.
Anas mengapresiasi kinerja manajemen Bandara Blimbingsari yang cukup sigap dalam menangani kecelakaan pesawat latih tersebut. Prosedur standar operasional (SOP) dijalankan dengan baik, sehingga dampak negatif pasca-kecelakaan bisa diminimalisasi. Landasan pacu segera bersih setelah penanganan pesawat yang mengalami kecelakaan dilakukan.
"Kami mengapresiasi kinerja manajemen bandara. Yang saya tahu, 'safety and security' Bandara Banyuwangi termasuk yang terbaik di lingkungan Kementerian Perhubungan. SOP-nya langsung jalan otomatis ketika ada kejadian-kejadian," ujar Anas.
Anas berharap, para calon pilot bisa mengambil pelajaran dari insiden tersebut. "Alhamdulillah, siswi calon penerbangnya juga selamat. Semoga ini jadi pembelajaran, calon-calon pilot yang belajar di sini tetap fokus belajar dan menuntaskan studinya untuk membantu memenuhi permintaan pilot yang cukup banyak di industri penerbangan nasional dan internasional," ujar Anas.
Kepala Bandara Blimbingsari Dodi Dharma Cahyadi menambahkan, saat ini penerbangan komersial berjalan normal sebagaimana biasanya.
"Senin (16/1) kemarin juga sudah ada penerbangan siang Garuda dan Wings Air pascakejadian crash landing, meskipun sempat mengalami penundaan dua jam, karena pembersihan landasan," kata dia.
Dodi mengatakan, pascakecelakaan, pihaknya juga telah melakukan evaluasi terkait proses evakuasi yang dilakukan oleh pihak bandara. Hasilnya semua proses berjalan sesuai dengan SOP.
"Begitu crashbell berbunyi, kami langsung menerjunkan tim pemadam kebakaran untuk memadamkan api. Response time-nya kurang dari dua menit, tepatnya satu menit tiga detik," kata Dharma.
Sementara itu proses belajar sekolah pilot yang beroperasi di Bandara Blimbingsari juga sudah berjalan sebagaimana biasanya. Saat ini di Banyuwangi terdapat tiga sekolah pilot yang beroperasi, yaitu Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi ( LP3B), Bali Flight Academy (BIFA), dan Mandiri Utama Flight Academy (MUFA). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017