Bangkalan (Antara Jatim) - Jajaran Polsek Geger, Bangkalan, Jawa Timur, kesulitan mengungkap pelaku pembacokan aparat Desa Banyuning Laok, Kecamatan Geger yang terjadi Sabtu (14/1).

"Kami kesulitan mengungkap siapa pelakunya, karena tidak ada saksi yang mengetahui secara langsung kejadian ini," kata Kapolsek Geger AKP Andi Bahtera di Bangkalan, Minggu.

Kasus pembacokan itu menimpa Sekretaris Desa Banyuning Laok, Basid di jalan umum desa itu Sabtu (14/1) sekitar pukul 17.00 WIB.

Saat itu, korban dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Tiba-tiba ada sepeda motor berboncengan yang menghampiri korban, dan langsung membacok dengan menggunakan sebilah celurit.

Akibatnya, lengan kanan sekretaris desa itu nyaris putus, dan harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syariaf Ambami Ratoh Ebuh Bangkalan.

"Saya juga tidak sempat mengenali wajah pelaku itu, karena saat itu sudah menjelang magrib dan pandangan sudah gelap," kata Basid di RSUD Bangkalan, Minggu.

Pria ini juga mengaku, tidak mengetahui penyebabnya, karena ia merasa tidak memiliki musuh sama sekali.

"Saya tidak pernah punya musuh dengan siapapun," katanya.

Sementara, sebagian warga di Desa Banyuning Laok, Kecamatan Geger, Bangkalan mengaku, kasus pembacokan yang menimpa Sekretaris Desa itu, imbas dari politik desa saat pelaksanaan pilkades serentak.

Sekretaris Desa Basid dikabarkan memiliki peran penting membantu mensukseskan pemenangan kepala desa terpilih saat ini, sehingga pendukung calon yang kalah tidak terima, dan mengambil jalan pintas dengan cara membacok Basid.

"Tapi ini masih kabar burung dan kami minta masyarakat tidak percaya dengan kabar yang akurasinya masih dipertanyakan ini," kata Kapolsek Geger AKP Andi Bahtera.

Kapolsek juga meminta agar masyarakat tidak membuat informasi yang berpotensi menimbulkan suasana semakin memanas, meski dia mengakui, suasana politik desa saat pilkades berlangsung memang sempat memanas. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017