Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya optimistis tahun depan akan dapat kembali menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) secara keseluruhan, khususnya untuk jenjang SMP yang masih menjadi wewenang kabupaten/kota.

Kepala Dindik Surabaya M Ikhsan di Unesa, Rabu, mengatakan, skema pelaksanaan UNBK secara teknis masih tetap seperti tahun ini. Pihaknya yakin, sekolah-sekolah jenjang SMP akan dapat menyelenggarakan sendiri tanpa perlu menggabung ke SMA/SMK seperti pengalaman UNBK tahun ajaran 2015/2016.

“Polanya masih sama, apakah menggunakan bantuan laptop milik siswa, sekolah satu rumpun atau SMP terdekat. Selain itu, Dindik Surabaya juga tetap menyiapkan testing center jika dengan ketiga pola tadi belum bisa mengatasi kebutuhan UNBK SMP," terang Ikhsan.  

Ikhsan yakin dengan berbekal pengalaman dua kali penyelenggaraan, sekolah, guru dan siswa sudah siap menyambut UNBK tahun ajaran 2016/2017 mendatang. Karena meskipun sempat dikabarkan ada rencana moratorium, para siswa dan sekolah terus mempersiapkan diri.

“Ada UN atau tidak siswa tetap belajar seperti biasa. Sekolah juga terus siap-siap,” terang Ikhsan.

Dirinya memastikan, kesiapan dari segi sarana-prasarana akan maksimal tahun depan. Sebab, dari pemkot sendiri akan mengadakan 3 ribu unit komputer untuk sekolah-sekolah.

Di sisi lain, pihaknya juga tengah berkonsultasi dengan Kemendikbud agar teknis UNBK dapat lebih efisien. Misalnya penggunaan server yang semula hanya boleh satu server satu sekolah.

“Sudah ada sinyal positif, kemungkinan satu server akan diperbolehkan untuk digunakan lebih dari satu sekolah. Dengan cara seperti ini, pelaksanaan UNBK akan lebih mudah," katanya.

Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti membenarkan, tahun depan pengadaan komputer telah disiapkan anggaran sebesar Rp26,5 miliar. Itu digunakan baik untuk komputer klien maupun server.

“Sebenarnya alokasinya tidak hanya untuk SMP, melainkan SMA/SMK juga. Tapi kalau wewenangnya tidak diserahkan ke Pemkot lagi mungkin akan difokuskan untuk SMP secara keseluruhan,” terang dia.

Dengan penambahan 3 ribu unit komputer, Reni yakin kebutuhan UNBK untuk SMP akan lebih mudah tercukupi. Kendati dari Dindik Surabaya juga tetap mengalokasikan anggaran Rp1,5 miliar untuk testing center.

“Anggaran ini untuk antisipasi saja. Tahun ini anggaran itu juga tidak terpakai,” terang dia.

Reni berharap, Dindik Surabaya tidak sebatas menambah perangkat komputer baru untuk sekolah negeri. Melainkan mendata lebih spesifik seluruh kebutuhan UNBK baik untuk SMP negeri maupun swasta. Kalaupun tidak bisa melakukan pengadaan komputer untuk sekolah swasta, setidaknya mereka bisa meminjam.

“Sehingga penambahan sarpras itu nantinya benar-benar untuk sekolah yang paling membutuhkan,” terang dia.

Di sisi lain, Reni juga berharap adanya evaluasi terhadap pola UNBK yang menggunakan laptop siswa. Sebab, pengalaman UNBK tahun ini yang kerap mengalami trouble adalah komputer klien yang dipinjam dari siswa.

“Spesifikasi laptop harus benar-benar dicek,” pungkas dia.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016