Blitar, (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Blitar berhasil meraih juara 1 lomba Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan yang digelar Pemprov Jawa Timur.

"Balai benih ikan (BBI) dan pusat informasi agribisnis dan ikan hias (PIAIH) Kota Blitar dinilai berprestasi karena memiliki kelengkapan alat, administrasi yang baik dan sumber daya yang mumpuni," kata Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Peternakan Kota Blitar Djatmiko Budi Santoso di Blitar, Selasa.

Ia menjelaskan, laboratorium perikanan yang dimiliki Pemkot Blitar telah memiliki kelengkapan pemeriksaan metabolisme penyakit ikan dan uji mikrobiologi.

Selain itu, lanjut dia, fasilitas laboratorium tersebut, juga sudah ada uji kualitas air dan kualitas tanah untuk budi daya ikan, termasuk sarana pemeriksaan "koi herpes virus" yang pernah menyerang luas budi daya ikan koi di Blitar.

"Ada petugas piket yang secara rutin melakukan uji kondisi ikan budi daya kolam-kolam petani," ujarnya.

Menurut Djatmiko, semua dibukukan secara rapi di laboratorium tersebut.

"Uji laboratorium kami lakukan terutama pada kondisi apabila ada perubahan cuaca yang sangat ekstrem sehingga menyerang ikan dan saat ada gejala penyakit pada ikan," papar Djatmiko.

Ditambahkan Djatmiko, Kota Blitar dikenal sebagai sentra koi juga memiliki nilai plus memiliki alat "VCR/KHV inspection", alat untuk mendeteksi penyakit pada ikan, misalnya, penyakit cacar pada ikan atau herpes bisa dideteksi di laboratorium ini.

Di dunia perikanan, lanjut dia, metode "polymerase chain reaction" (PCR) sudah banyak digunakan untuk mengidentifikasi penyakit ikan, terutama untuk mendeteksi keberadaan virus pada ikan.

"Saat ini penyakit pada ikan sudah sangat biasa terjadi dan dengan berbagai macam patogen penyebab penyakitnya, di antaranya virus, bakteri, jamur, hingga parasit," jelasnya.

Menurut Djatmiko, tekonologi PCR sangatlah membantu untuk mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk ikan yang sakit.

"Budi daya ikan sangat terkait dengan upaya mengelola air. Untuk itu Kota Blitar memiliki petugas penyuluh perikanan dan pengawas perikanan," kata dia.

Jika kondisi mengkhawatirkan segera kita uji sampel di lapangan, sehingga para petani bisa dibantu, bagaimana kondisinya.

"Kami berupaya mengelola air. Kalau memang ada gejala-gejala penyakit tertentu pada ikan diharapkan petani aktif bekerja sama dan memberikan informasi ke dinas pertanian perikanan dan peternakan," harapnya.

Menanggapi penghargaan yang diperoleh Kota Blitar, Wakil Wali Kota Blitar Santoso memberikan apresiasi yang tinggi kepada kinerja dinas pertanian, perikanan, dan peternakan.

"Penghargaan ini bukan hanya milik Pemerintah Kota Blitar, tetapi juga kami dedikasikan untuk masyarakat Kota Blitar," imbuh Wawali Kota Blitar Santoso.

Ia mengatakan, penghargaan tersebut adalah hasil dari kerja keras dari semua pihak yang diharapkan dapat memacu semangat untuk menjadikan bidang pertanian, peternakan, dan perikanan lebih baik pelayanannya.

Ditambahkan Wakil Wali Kota yang menerima penghargaan langsung dari menteri pertaniaan mengatakan prestasi merupakan buah dari inovasi dan kreativitas.

"Ini berkat dukungan semua pihak. Ke depan harus banyak inovasi lagi," kata Santoso.

Orang nomor dua di Kota Blitar ini berharap aparatur Kota Blitar terus meningkatkan prestasi dan kreativitasnya.

"Maka sebagai aparatur pemerintah, aparatur sipil negara perlu terus berinovasi, tidak hanya sesuai 'Standart Operational Procedure' yang ada, tetapi juga wajib melakukan inovasi publik," ujarnya.

Sebagai catatan, prestasi membanggakan ini sekaligus juga melengkapi deretan prestasi di Kota Blitar di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan.

Sebelumnya Kota Blitar menjadi juara RPH Nasional dan pelayanan bidang peternakan di Kota Blitar menjadi Top 12 Pelayanan Publik tingkat Jawa Timur.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016