Tuban (Antara Jatim) - Petani di sejumlah desa di Kecamatan Rengel dan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menyatakan akan membiarkan sawahnya "bero" tidak ditanami padi lagi selama musim hujan karena banjir luapan Bengawan Solo masih berpeluang terjadi.
    
Pelaksana Teknis Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) Tirto Tinoto Desa Karangtinoto, Kecamatan Rengel, Tuban Kustoro, di Tuban, Jumat, menjelaskan petani akan membiarkan sawahnya tidak ditanami tanaman padi selama musim
hujan sampai April 2017, karena banjir luapan Bengawan Solo masih
berpeluang kembali terjadi.
    
Selain itu petani yang menjadi anggotanya dengan jumlah 932 petani di Kecamatan Soko dan Rengel, sudah kesulitan biaya untuk menanam tanaman padi setelah tanaman padinya rusak diterjang banjir luapan Bengawan Solo.
    
"Kalau menanam padi kembali kebutuhan biayanya sekitar Rp6 juta per hektare,"jelas dia.
    
Hal senada juga disampaikan sejumlah petani di Desa Sandingrowo, Kecamatan Soko, yang tanaman padinya juga mati terendam air banjir luapan Bengawan Solo beberapa waktu lalu.
    
"Tanaman padi di Desa Sandingrowo, Kecamatan Soko, semuanya mati," kata seorang petani Desa Sandingrowo, Kecamatan Soko, Matripan, dibenarkan sejumlah petani lainnya yang sedang bergerombol di tepi sawah.
    
Tanaman padi di desanya, menurut dia, juga petani lainnya Kasduri dan Untung, ada yang usianya sekitar 50 hari, tetapi ada juga yang baru 20 hari.
    
"Kami belum mendengar kalau petani yang tanaman padinya gagal panen akibat banjir memperoleh bantuan dari pemkab," kata Kustoro menegaskan.
    
Namun, menurut Kustoro, pemkab biasanya memberikan bantuan benih untuk petani yang tanaman padinya gagal panen akibat musibah.
    
"Biasanya ada bantuan dari pemkab berupa benih," ucapnya.
    
Baik Kustoro juga Matripan mengatakan para petani di sejumlah desa di Kecamatan Soko dan Rengel, yang tanaman padinya mati terendam air banjir tidak ada yang masuk  asuransi usaha tanam padi (AUTP).
    
"Petani tidak ada yang tahu kalau ada asuransi untuk tanaman padi," ucap Kustoro menambahkan.
    
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Bojonegoro Suparno mengaku belum tahu luas tanaman padi yang gagal panen akibat terendam air banjir luapan Bengawan Solo, karena sebagian masih ada desa yang terendam air banjir.
    
"Kami masih melakukan pendataan," ucapnya.  (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016