Kediri (Antara Jatim) - Puluhan warga Kota Kediri, Jawa Timur, meminta penggusuran eks-lokalisasi semampir, di Kecamatan Kota, Kediri, Jawa Timur, meminta agar penggusuran yang akan dilakukan oleh pemerintah kota ditunda.
     
"Kami meminta rencana ini harus ditinjau lagi. Harusnya ada dialog dulu antara warga dengan Wali Kota," kata Agus, saat aksi di depan gedung DPRD Kota Kediri, Senin.
    
Ia mengatakan, pemerintah seharusnya bisa berbuat lebih bijak terkait dengan rencana penggusuran eks lokalisasi semampir tersebut. Di tempat itu, ada ratusan kepala keluarga yang sudah lama tinggal.
     
Terlebih lagi, dalam kebijakan itu, tidak disediakan secara pasti tempat relokasi. Warga dipersilakan menempati tempat tinggal sendiri ataupun kembali ke daerah asal.
     
Ia mencontohkan, saat adanya penggusuran di Kalijodo, Jakarta, warga juga mendapatkan kepastian tempat relokasi, sehingga mempunyai tempat tinggal yang pasti.
     
Sedangkan, saat penutupan lokalisasi dolli di Surabaya, warga diajak berbicara, sehingga ada jalan keluar terbaik. Bahkan, warga juga mulai membuka usaha lainnya, sebagai mata pencaharian baru.
     
"Di Surabaya, Jakarta, itu direncanakan dengan matang, jadi kami ingin kritisi masalah ini dan harus diluruskan," katanya.
     
Sementara itu, Imam Anhsori, warga lainnya mengaku berharap ada kebijakan lebih baik lagi. Pemerintah seharusnya memerhatikan masyarakat dan bukan hanya sekedar ingin menutup semampir.
     
Di lokasi itu, setidaknya ada 288 bangunan dengan penghuni sekitar 660 jiwa. Mereka tersebar di empat RT, yaitu RT 29-32 di RW 5. 
     
Walaupun sudah ditutup sejak 1998, terkadang di tempat itu masih terjadi transaksi prostitusi. Selain itu, tempat itu juga sudah beralih fungsi, dari semula tempat tinggal menjadi tempat hiburan malam, dengan banyaknya tempat karaoke.
     
Selain itu, di tempat tersebut banyak keluhan masyarakat terkait aktivitas di bekas lakalisasi itu, karena dinilai lebih banyak efek negatif ketimbang positif. Selain itu, dengan diubahnya fungsi tempat tersebut bisa meminimalisir penularan penyakit HIV/AIDS. 

Aksi massa itu berlangsung dengan tertib dan dijaga puluhan personel polisi. Mereka juga membawa berbagai macam poster yang isinya agar penggusuran itu ditunda. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016