Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat tetap waspada untuk mengantisipasi banjir susulan luapan Bengawan Solo yang berpotensi masih terjadi di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo di daerah hilir, Jawa Timur.

"Masyarakat kami himbau untuk selalu waspada mengantisipasi banjir susulan mengingat potensi hujan akan terus meningkat," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam release yang diterima Antara di Bojonegoro, Minggu.
    
Saat ini, lanjut dia, BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus melakukan koordinasi untuk penanganan darurat bersama unsur lainnya dalam menghadapi banjir luapan Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur.
    
"Kami minta  orangtua hendaknya selalu mengawasi anak-anaknya agar tidak bermain di sekitar lokasi banjir agar tidak timbul korban jiwa," tuturnya.
    
Banjir luapan Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, menimbulkan korban jiwa yaitu Bagus Aji (17) warga Desa Kedungsoko, Kecamatan Plumpang, Tuban.
    
Ia ditemukan tewas tenggelam di Bengawan Solo di daerah setempat, Sabtu (3/12) pukul 12.00 WIB.
    
Banjir di Tuban, telah merendam sebanyak 34 desa yang tersebar di Kecamatan Widang, Parengan, Soko, Rengel dan Plumpang. Dampak banjir merendam 5.672 rumah (18.425 jiwa) terendam banjir.
    
Tidak hanya itu banjir juga merendam jalan kabupaten, dan desa, sepanjang 67.565 meter, 28 unit sekolah, 8 masjid, 20 mushola, 2.262 hektar sawah, 322 hektar tegalan dan 25 hektar tambak.
    
Di Bojonegoro banjir luapan Bengawan Solo juga menelan satu korban jiwa warga Desa Lengkong, Kecamatan Balen, Ahmad Nur Royyan (11) yang tenggelam ketika bermain di genangan banjir, Minggu (27/11).
    
Banjir di daerah setempat melanda 86 desa yang tersebar di sembilan kecamatan, antara lain, Kecamatan Kalitidu, Malo, Dander, Trucuk, Kota, Kapas, Balen, Kanor dan Sumberrejo.
    
Pantauan Antara para pengungsi korban banjir luapan Bengawan Solo di sejumlah lokasi yang tercatat dengan jumlah 1.101 jiwa, sejak sehari lalu sudah kembali ke rumahnya karena banjir sudah surut.
    
Dari sebanyak sebanyak 7.145 rumah di daerah setempat yang terendam banjir, di antaranya, sembilan rumah rusak berat, dan dua rumah rusak ringan.
    
Banjir juga merendam 4.383 hektar sawah, 686 ekor ternak, 24 unit sekolah, 7 masjid, 24 mushola dengan perkiraan kerugian mencapai Rp35 miliar.
    
"Kami tetap waspada sebab karakter Bengawan Solo selalu fluktuatif selama musim hujan," kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, menambahkan.

Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro terus menurun mencapai 13,25 meter (siaga hijau), Minggu pukul 06.00 WIB.
    
Secara bersamaan, menurut petugas posko UPT Bengawan Solo Jayadi,  di daerah hilirnya juga turun, tetapi masih masuk siaga merah. Ketinggian air Bengawan Solo di Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, masing-masing 8,57 meter, 6,13 meter,  4,73 meter dan 2,62 meter. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016