Bojonegoro (Antara Jatim) - Camat  Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Wardoyo mengatakan warga di 14 desa di wilayahnya yang menjadi korban banjir luapan Bengawan Solo tidak bersedia mengungsi, meskipun ketinggian banjir masih terus meninggi.
    
"Warga tetap tidak bersedia mengungsi, meskipun ketinggian air luapan Bengawan Solo masih tinggi. Kalau saja ada yang rumahnya kebanjiran cukup dalam ya mengungsi di tetangganya," kata dia, di Bojonegoro, Sabtu.
    
Meski demikian, menurut dia, tim penanggulangan bencana kecamatan membangun dua tenda pengungsian di Desa Kalisari dan Karangdayu, untuk mengantisipasi kemungkinan ada warga korban banjir yang mengungsi.
    
"Di posko di dua desa itu juga dibuka dapur umum untuk melayani korban banjir yang tidak mengungsi. Caranya makanan didistribusikan dengan perahu ke rumah-rumah warga," jelas dia.
    
Sesuai data dari Kecamatan Baureno menyebutkan genangan banjir dengan ketinggian berkisar 0,50-1,5 meter di wilayah setempat telah merendam 2.582 rumah dan jalanan desa sepanjang 11 kilometer.
    
Selain itu, lanjut dia, genangan banjir juga merendam tanaman padi seluas 1.764 hektare, dengan usia berkisar 20-50 hari dengan perkiraan kerugian mencapai Rp7,4 miliar lebih. 
    
Banjir juga merendam tanaman palawija, juga tanaman pertanian lainnya termasuk prasarana dan sarana umum.
    
"Ada sembilan SD yang terendam air banjir sehingga siswanya terpaksa diliburkan," ucapnya menambahkan.
    
Menurut Camat Kanor Biyono, genangan banjir luapan Bengawan Solo di wilayah Kecamatan Kanor, juga masih tinggi, tapi tidak banyak warga yang mengungsi meskipun ada 1.985 rumah yang tersebar di 12 desa terendam air banjir.
    
"Hanya ada sekitar 40 warga yang mengungsi ke tenda pengungsian," ucapnya.
    
Sesuai data, banjir luapan Bengawan Solo merendam  areal tanaman padi seluas 1.703 hektare dan kabupaten, juga jalan desa sekitar 24 kilomter. 
    
"Banjir juga merusak tanggul Kali Mekuris di Kecamatan Kanor sepanjang 1 kilometer," ucapnya menambahkan.
    
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo, sebelumnya, menyatakan kewaspadaan tetap dilakukan, meskipun ada kecenderungan ketinggian air Bengawan Solo di daerahnya terus menurun.
    
Ketinggian air Bengawan Solo, lanjut dia, di Ndungus, Ngawi, sudah turun drastis, termasuk di Bojonegoro sekarang ini turun menjadi 14,02 meter (siaga kuning), Sabtu pukul 07.00 WIB.
    
"Air Bengawan Solo di hilir akan terus turun sepanjang tidak ada tambahan air hujan," katanya menegaskan. (*)
 
     
      

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016