Surabaya (Antara Jatim) - Mendikbud Muhadjir Effendy melayat (takziah) ke rumah duka almarhumah Ibunda mantan Mendikbud Mohammad Nuh (Pak Nuh), yakni Hj Suadah binti Moenady (84), di Jalan Raya Gununganyar Tengah, Surabaya, Jumat pagi.
"Saya hanya sekali bertemu ibunya Pak Nuh, tapi saya sudah lama berteman dengan Pak Nuh sejak saya menjadi Rektor UMM dan beliau jadi Rektor ITS," kata Muhadjir setelah mengikuti Shalat Jenazah di Masjid Baiturrochim, Gununganyar Tengah.
Ibunda mantan Mendikbud Mohammad Nuh, yakni Hj. Suadah binti Moenady (84), wafat di RSI Jemursari, Surabaya, Kamis (1/12) pukul 15.00 WIB, karena penyakit kanker usus.
Ditanya kedekatannya dengan keluarga Pak Nuh, Muhadjir yang juga salah seorang Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu menjelaskan hubungan secara kekerabatan dengan keluarga Pak Nuh sebenarnya tergolong jauh.
"Hanya dari istri Pak Nuh (drg Laily Rahmawati) yang masuk dalam Keluarga Sewulan, tapi itu juga keluarga yang (hubungan kekerabatannya) jauh," katanya saat keluar dari masjid setelah mengikuti Shalat Jenazah.
Namun, kedekatannya sebagai teman lama berlanjut saat Pak Nuh menjadi menteri. "Pak Nuh sebagai Mendikbud saat itu sering minta masukan kepada saya. Sekarang, saya menjadi menteri, maka gantian saya yang minta masukan Pak Nuh," katanya.
Mendikbud berada di rumah duka sekitar satu jam sejak pukul 08.15 WIB, lalu menteri berjalan kaki untuk mengikuti Shalat Jenazah di Masjid Baiturrochim yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah duka, namun ia langsung pulang saat keluar dari masjid.
Selain Mendikbud, Shalat Jenazah yang dipimpin Wakil Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar (Surabaya) itu juga diikuti KH Agoes Ali Masyhuri (PWNU Jatim/Sidoarjo), Rektor ITS Prof Joni Hermana, Rektor Unair Prof M Nasih, Rektor Unesa Prof Warsono, Rektor Unusa Prof A Jazidie, Direktur PENS Dr Zaenal Arif, dan sejumlah pejabat pemerintah serta TNI/Polri.
"Almarhumah berhasil mendidik putra-putrinya dan Pak Nuh merupakan anak kesayangan, bahkan putri tunggal Pak Nuh, mbak Rizqi (Hj Racma Rizqina Marditillah), juga merupakan cucu kesayangan," kata mantan staf khusus Pak Nuh, Sukemi.
Almarhumah dimakamkan di pemakaman Islam di kawasan Gunung Anyar Tengah yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah duka. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Saya hanya sekali bertemu ibunya Pak Nuh, tapi saya sudah lama berteman dengan Pak Nuh sejak saya menjadi Rektor UMM dan beliau jadi Rektor ITS," kata Muhadjir setelah mengikuti Shalat Jenazah di Masjid Baiturrochim, Gununganyar Tengah.
Ibunda mantan Mendikbud Mohammad Nuh, yakni Hj. Suadah binti Moenady (84), wafat di RSI Jemursari, Surabaya, Kamis (1/12) pukul 15.00 WIB, karena penyakit kanker usus.
Ditanya kedekatannya dengan keluarga Pak Nuh, Muhadjir yang juga salah seorang Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu menjelaskan hubungan secara kekerabatan dengan keluarga Pak Nuh sebenarnya tergolong jauh.
"Hanya dari istri Pak Nuh (drg Laily Rahmawati) yang masuk dalam Keluarga Sewulan, tapi itu juga keluarga yang (hubungan kekerabatannya) jauh," katanya saat keluar dari masjid setelah mengikuti Shalat Jenazah.
Namun, kedekatannya sebagai teman lama berlanjut saat Pak Nuh menjadi menteri. "Pak Nuh sebagai Mendikbud saat itu sering minta masukan kepada saya. Sekarang, saya menjadi menteri, maka gantian saya yang minta masukan Pak Nuh," katanya.
Mendikbud berada di rumah duka sekitar satu jam sejak pukul 08.15 WIB, lalu menteri berjalan kaki untuk mengikuti Shalat Jenazah di Masjid Baiturrochim yang berjarak sekitar 100 meter dari rumah duka, namun ia langsung pulang saat keluar dari masjid.
Selain Mendikbud, Shalat Jenazah yang dipimpin Wakil Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar (Surabaya) itu juga diikuti KH Agoes Ali Masyhuri (PWNU Jatim/Sidoarjo), Rektor ITS Prof Joni Hermana, Rektor Unair Prof M Nasih, Rektor Unesa Prof Warsono, Rektor Unusa Prof A Jazidie, Direktur PENS Dr Zaenal Arif, dan sejumlah pejabat pemerintah serta TNI/Polri.
"Almarhumah berhasil mendidik putra-putrinya dan Pak Nuh merupakan anak kesayangan, bahkan putri tunggal Pak Nuh, mbak Rizqi (Hj Racma Rizqina Marditillah), juga merupakan cucu kesayangan," kata mantan staf khusus Pak Nuh, Sukemi.
Almarhumah dimakamkan di pemakaman Islam di kawasan Gunung Anyar Tengah yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah duka. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016