Jember (Antara Jatim) - Mahalnya harga bawang merah di pasaran memicu laju inflasi November 2016 di Kabupaten Jember, Jawa Timur yang mencapai 0,31 persen, padahal pada Oktober 2016 terjadi deflasi di kabupaten setempat sebesar 0,26 persen.

"Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Jember yakni bawang merah, rokok kretek filter, jeruk, minyak goreng dan cabai merah besar" kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember Indriya Purwaningsih di Jember, Kamis.

Secara rinci, bawang merah memberikan sumbangan inflasi 0,1299 persen; rokok kretek filter sebesar 0,0837 persen; jeruk 0,0386 persen; minyak goreng sebesar 0,0383 persen, dan cabai merah memberikan sumbangan inflasi 0,0274 persen.

"Bawang merah menjadi penyumbang inflasi tertinggi hampir di seluruh daerah kabupaten/kota yang memiliki indeks harga konsumen (IHK) di Jawa Timur karena mahalnya harga komoditas bumbu dapur tersebut akibat pasokan yang terbatas," tuturnya.

Menurut dia, pengaruh musim yang ekstrem sepanjang bulan November dengan curah hujan yang tinggi menyebabkan harga bawang merah, jeruk, cabai merah besar, dan kangkung naik, sehingga pasokan komoditas tersebut terbatas di pasaran, sedangkan permintaan masyarakat cenderung stabil.

"Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar deflasi adalah tomat sayur, daging ayam ras, telur ayam ras, dan bahan bakar rumah tangga," katanya.

Dari tujuh kelompok pengeluaran, lanjut dia, enam kelompok mengalami inflasi dan satu kelompok mengalami deflasi. Kelompok yang mengalami inflasi tertinggi yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,87 persen; diikuti dengan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,58 persen.

Selanjutnya kelompok sandang 0,43 persen; kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,10 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,08 persen; dan inflasi terendah pada kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,06 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,20 persen.

"Laju inflasi kalender di bulan November 2016 di Jember mengalami inflasi sebesar 0,99 persen, angka itu lebih rendah dibandingkan tahun kalender November 2015 yang mengalami inflasi 1,91 persen," tuturnya.

Dari delapan Kota IHK di Provinsi Jawa Timur, semuanya mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep dan Kota Kediri masing-masing sebesar 0,53 persen; diikuti Madiun sebesar 0,51 persen; Kota Probolinggo (0,47 persen); Kota Malang (0,45 persen), Kabupaten Jember (0,31 persen); Kota Surabaya (0,26 persen); dan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,25 persen.

Sedangkan di Jawa Timur pada bulan November 2016 mengalami inflasi sebesar 0,33 persen dan nasional mengalami inflasi sebesar 0,47 persen.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016