Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan tiga desa di Kecamatan Baureno yaitu Desa Kalisari, Tanggungan dan Lebaksari, sudah terilosasi banjir luapan Bengawan Solo, tapi warga belum mengungsi.
"Warga di tiga desa di Kecamatan Baureno, sudah dikepung banjir luapan Bengawan Solo, tapi mereka masih belum bersedia mengungsi," kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Kamis.
Lebih lanjut ia menjelaskan ketinggian air banjir luapan Bengawan Solo yang melanda jalanan di tiga desa itu rata-rata sudah sekitar 1 meter sehingga warga tidak bisa lagi memanfaatkan kendaraan bermotor roda dua atau empat.
Selain itu air luapan Bengawan Solo juga sudah mulai memasuki pemukiman warga di tiga desa itu.
Sesuai data yang diterima di Desa Kalisari, Tanggungan dan Lebaksari, terdapat 1.020 rumah yang sudah terisolasi air banjir luapan Bengawan Solo.
"BPBD mengajak warga untuk mengungsi, tetapi tidak ada yang bersedia dengan alasan sudah terbiasa menghadapi banjir," jelas dia.
Padahal, menurut dia, PLN mulai hari ini mematikan listrik di tiga desa itu dengan mempertimbangkan keamanan karena ketinggian air Bengawan Solo masih terus naik.
Ia juga mengatakan BPBD mempersiapkan dapur umum untuk membantu warga di tiga desa di Kecamatan Baureno, yang tidak mengungsi, selain mempersiapkan tenda pengungsian kalau sewaktu-waktu dibutuhkan.
Camat Baureno, Bojonegoro Wardoyo membenarkan warga di wilayahnya yang pemukimannya terendam air banjir luapan Bengawan Solo masih belum bersedia mengungsi, meskipun air banjir terus meninggi.
"Ya pemecahan kita tetap mempersiapkan tenda pengungsian di tempat yang aman sekaligus membuka dapur umum," tandasnya.
Ia menyebutkan banjir luapan Bengawan Solo di wilayahnya telah merendam areal tanaman padi seluas 1.475 hektare di 15 desa, antara lain, Desa Lebaksari, Pucangarum, Tanggungan, Kalisari, Tulungagung, dan Karangdayu.
"Tanaman padi yang terendam air banjir rata-rata berusia berkisar 20-60 hari. Perkiraan kerugian akibat rusaknya tanaman padi mencapai Rp5,6 miliar lebih," jelas dia.
Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro mencapai 15,08 meter (merah), Kamis pukul 19.00 WIB. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Warga di tiga desa di Kecamatan Baureno, sudah dikepung banjir luapan Bengawan Solo, tapi mereka masih belum bersedia mengungsi," kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Kamis.
Lebih lanjut ia menjelaskan ketinggian air banjir luapan Bengawan Solo yang melanda jalanan di tiga desa itu rata-rata sudah sekitar 1 meter sehingga warga tidak bisa lagi memanfaatkan kendaraan bermotor roda dua atau empat.
Selain itu air luapan Bengawan Solo juga sudah mulai memasuki pemukiman warga di tiga desa itu.
Sesuai data yang diterima di Desa Kalisari, Tanggungan dan Lebaksari, terdapat 1.020 rumah yang sudah terisolasi air banjir luapan Bengawan Solo.
"BPBD mengajak warga untuk mengungsi, tetapi tidak ada yang bersedia dengan alasan sudah terbiasa menghadapi banjir," jelas dia.
Padahal, menurut dia, PLN mulai hari ini mematikan listrik di tiga desa itu dengan mempertimbangkan keamanan karena ketinggian air Bengawan Solo masih terus naik.
Ia juga mengatakan BPBD mempersiapkan dapur umum untuk membantu warga di tiga desa di Kecamatan Baureno, yang tidak mengungsi, selain mempersiapkan tenda pengungsian kalau sewaktu-waktu dibutuhkan.
Camat Baureno, Bojonegoro Wardoyo membenarkan warga di wilayahnya yang pemukimannya terendam air banjir luapan Bengawan Solo masih belum bersedia mengungsi, meskipun air banjir terus meninggi.
"Ya pemecahan kita tetap mempersiapkan tenda pengungsian di tempat yang aman sekaligus membuka dapur umum," tandasnya.
Ia menyebutkan banjir luapan Bengawan Solo di wilayahnya telah merendam areal tanaman padi seluas 1.475 hektare di 15 desa, antara lain, Desa Lebaksari, Pucangarum, Tanggungan, Kalisari, Tulungagung, dan Karangdayu.
"Tanaman padi yang terendam air banjir rata-rata berusia berkisar 20-60 hari. Perkiraan kerugian akibat rusaknya tanaman padi mencapai Rp5,6 miliar lebih," jelas dia.
Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro mencapai 15,08 meter (merah), Kamis pukul 19.00 WIB. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016