Surabaya (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim tidak mengubah angka pertumbuhan ekonomi di Jatim tahun 2017 mendatang.

"Angkanya masih sama dengan tahun 2016, yakni 5,6 persen. Salah satu alasannya, pasar luar negeri alami penurunan," katanya dalam acara Outlook 2017, Meningkatkan Peran Daerah: Menjaga Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tengah Ketidakpastian Global, di Hotel Bumi Surabaya, Kamis.

Menurut Pakde Karwo, sapaan akrabnya, semua negara saat ini proteksionis terhadap pasar dalam negeri. Hal itu bukan karena Donald Trump terhadap Amerika Serikat (AS).

"Karena semua memproteksi, tidak ada jalan lain selain memperbesar pasar dalam negeri," katanya.

Untuk meningkatkan pasar dalam negeri, Pakde Karwo mengungkapkan, produk-produk dari Jatim harus mampu lebih murah dibanding produk-produk dari Provinsi Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), dan provinsi-provinsi lain.

"Agar lebih murah, ongkos bunga pembiayaan harus lebih rendah," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Moh. Nasih menyebut target pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2017 mendatang cukup realistis. Apalagi, posisi pertumbuhan ekonomi Jatim tahun ini sudah lebih tinggi dibanding nasional.

"Nasional hanya 5,02 persen. Realisasinya sekarang paling banter ke depan hanya 5,1 persen. Kata Presiden Joko Widodo, baru tahun 2018 nanti mencapai angka 6 persen," ujarnya.

Karena posisi sudah lebih tinggi dibanding nasional, lanjut dia, Jatim perlu mempertahankan.

Pria yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini menambahkan, icor Jatim sudah cukup bagus, sehingga tambahan investasi yang tidak terlalu banyak bisa mendorong daerah lebih baik pertumbuhan ekonominya.

Yang menjadi persoalan, kata Nasih, jumlah investasi berada di angka yang stagnan. "Kita tidak mungkin investasi dalam jumlah besar, yang kemudian akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi. Jadi, konsentrasi utama memang di investasi," tandasnya. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016