Bojonegoro (Antara Jatim) - Kepolisian Resor (Polres) Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan tiga desa dari 32 desa masuk kategori rawan terjadi konflik antarpendukung dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades) secara serentak pada 30 November.
    
"Ada tiga desa yang rawan dalam pelaksanaan pilkades, tapi saya tidak bisa menyebutkan desanya, sebab bisa ramai kalau disampaikan," kata Kabag Ops Polres Bojonegoro Kombes Pol Teguh Santoso, di Bojonegoro, Sabtu.
    
Ditemui disela-sela upacara pilkades damai di daerah setempat, ia menjelaskan polres mengerahkan 1.650 personel dalam mengamankan pelaksanaan pilkades di 32 desa yang tersebar di 20 kecamatan.
    
Pola pengamanan, lanjut dia, dibagi menjadi tiga yaitu rawan 3 hanya ditempatkan  15 personel per desa, sedangkan rawan 2 ditempatkan 46  personel.
    
"Tapi kategori rawan 3 ditempatkan 115 personel ditambah pengamanan dari personel Kodim 0813 dan Linmas," paparnya.
    
Dari data yang diperoleh menyebutkan tiga desa yang rawan dalam pelaksanaan pilkades antara lain, Desa Kadungrejo dan Tlogoagung, Kecamatan Baureno.
    
Di kedua desa itu pendukung atarcalon peserta pilkades berimbang, bahkan kedua pesertanya merupakan calon peserta pilkades yang lalu yang dalam pilkades lalu kemenangannya hanya terpaut satu suara.
    
Pihaknya, katanya, juga mewaspadai sejumlah desa yang menggelar pilkades rawan dilanda banjir luapan Bengawan Solo.
    
"Kalau memang desa yang menggelar pilkades dilanda banjir Sudah kita persiapkan dengan berbagai alternatif, antara lain, memindahkan ke tempat yang aman," ucapnya.
    
Berdasarkan data yang diperoleh desa yang menggelar pilkades rawan banjir luapan Bengawan Solo, antara lain, Desa Semanding, Kecamatan Kota, Desa Kemiri dan Sukorejo, Kecamatan Malo, dan Desa Sranak, Kecamatan Trucuk.
    
Dimintai konfirmasi Kapolsek Trucuk AKP Sareng, menjelaskan kalau memang luapan banjir Bengawan Solo melanda lokasi pilkades di balai desa maka akan dipindahkan ke kantor Kecamatan Trucuk.
    
"Tapi pengalaman selama ini Balai Desa Sranak tidak pernah kebanjiran, meskipun saperti hari ini banjir Bengawan Solo sudah melanda Desa Sranak," jelas dia.
    
Dalam sambutannya Bupati Bojonegoro Suyoto, mengharapkan pilkades di daerahnya bisa berjalan dengan baik sehingga bisa menjadi pengalaman dalam penyelenggaraan pilkades di masa mendatang.
    
"Pilkades harus bisa menjadi sarana memilih pemimpin. Yang menang bisa terhormat dan kalah juga terhormat, bukan sebaliknya yang kalah dan menang sama-sama tidak terhormat karena saling menjelek-jelekan," tuturnya.
    
Suyoto, bersama Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu Sri Bintoro, juga jajaran muspida menyaksikan pembacaan pernyataan sikap dari 82 peserta pilkades di 32 desa sekaligus penandatanganan pilkades damai. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016