Bojonegoro (Antara Jatim) - Ratusan hektare tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Kapas dan Kota, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Kamis terendam banjir akibat hujan deras yang turun di wilayah setempat.
    
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Kamis, menjelaskan banjir yang terjadi di sejumlah desa itu dipengaruhi hujan deras yang terjadi sehari lalu.
    
"Curah hujannya sangat tinggi sehingga dengan cepat menimbulkan genangan banjir di sejumlah lokasi," ucapnya.
    
Apalagi, lanjut dia, genangan air banjir di persawahan di Desa Tikusan, Kalianyar, dan Wedi, di Kecamatan Kapas, tidak dengan cepat mengalir masuk sungai disebabkan terganggu pembangunan pipa gas Semarang-Gresik.
    
Di sebuah sungai di Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, yang berdekatan dengan rel kereta api (KA), aliran air banjir yang masuk ke sungai tertutup timbunan tanah dan sebuah alat ekskavator.
    
"Terhambatnya aliran genangan air banjir masuk sungai karena ada timbunan tanah dan alat ekskavator, tapi air masih bisa mengalir," ucap Kepala Bidang Bina Manfaat Dinas Pengairan Bojonegoro Sapto Sumarsono yang ke lokasi genangan banjir bersama Sukirno.
    
Oleh karena itu, lanjut dia, kalau memang genangan air banjir yang merendam persawahan di sejumlah desa surutnya lama maka akan didatangkan ekskavator untuk menyingkirkan tanah yang menutupi aliran air.
    
"Tanaman padi di desa kami yang terendam air banjir sekitar 60 hektare dengan usia sekitar dua pekan," jelas Kepala Desa (Kades) Kalianyar, Kecamatan Kapas, Ibnu menambahkan.
    
Sesuai perhitungan BPBD areal tanaman padi di sejumlah desa lainnya yang terendam air banjir berkisar 60-70 hektare per desa.
    
"Perkiraan luas tanaman padi di Kecamatan Kapas yang terendam air banjir ya ratusan hektare," ucap Sukirno.
    
Seorang petani Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Sudahkan menjelaskan tanaman padinya yang terendam air banjir seluas 4 hektare dengan usia dua pekan.
    
"Saya belum memberi pupuk tanaman padi sehingga masih ada harapan hidup kalau banjir surut, meskipun genangan berlangsung tiga hari," jelas dia dibenarkan petani lainnya yang masih sedesa Jaiman.
    
Ia memperkirakan biaya menggarap tanah juga pengadaan benih padi untuk sawah seluas 4 hektare sekitar Rp13 juta.
    
"Saya tidak ikut arusansi tanaman padi sehingga kalau gagal panen yang tidak memperoleh ganti rugi," ujarnya.
    
Genangan banjir juga menghentikan kegiatan pemasangan pipa gas Semarang-Gresik di sejumlah desa di Kecamatan Kapas, sehingga puluhan pekerja tidak melakukan kegiatan pekerjaan pemasangan pipa gas. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016