Kediri (Antara Jatim) - Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB)/ Paguyuban Antar-Umar Beragama (PAUB) Kota Kediri, Jawa Timur, meminta semua kalangan menghormati proses hukum yang dilakukan aparat penegak hukum terkait dugaan penistaan agama yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Kewajiban kita agar kehidupan ini menjadi sejuk, dingin, kalau nanti ikut-ikutan panas, dunia usaha bagimana, tidak bisa kerja, pendidikan juga macet, tempat ibadah juga morat-marit," kata Pengasuh PP Al-Amien Rejomulyo Kediri KH Anwar Iskandar, ditemui di sela-sela kegiatan FKUB/PAUB-PK Kota Kediri di pondok pesantren tersebut, Jumat.
Pihaknya mengaku prihatin dengan beragam isu yang terjadi saat ini. Terlebih lagi, dengan unjuk rasa pada 4/11 yang justru berakhir rusuh. Jika dibiarkan, tentunya ini membuat situasi di negara tidak terkendali dengan baik.
"Kami tidak ingin seperti di Timur Tengah yang setiap hari berantem," ungkapnya.
Pria yang akrab disapa dengan nama Gus War ini berharap pemerintah secepatnya mengatasi masalah ini. Selain itu, aparat penegak hukum juga diharapkan bisa secepatnya menyelesaikan masalah tersebut.
"Aspirasi rakyat harus cepat diatasi, supaya tidak ada kekecewaan dengan penegakan hukum. Pemerintah juga berjanji melakukan semua dengan transparan, terbuka, nanti semua bisa menilai seperti apa, sesuai dengan rasa keadilan masyarakat atau tidak," katanya.
Pihaknya juga menyayangkan dengan adanya isu makar. Seorang Kepala Negara bisa turun, namun itu sesuai dengan konstitusi yang sudah ada, sesuai dengan aturan yang berlaku.
Ia juga mengingatkan ada rambu-rambu bahwa ongkos politik juga harus dipikirkan. Ia meminta, masyarakat menghormati proses hukum yang saat ini sedang berjalan.
Sebenarnya, kata dia, dalam penyelesaian masalah ada berapa item yang bisa saja terjadi, yaitu masalah bisa selesai tanpa demo, kedua jika ada demo persolaan bisa selesai dan tidak "merembet" kemana-mana. Pengunjukrasa meminta Ahok diproses, dan itu sudah disanggupi, tinggal menunggu hasilnya sesuai dengan rasa keadilan masyarakat atau tidak.
"Yang ketiga ini, konyol, demo ramai-ramai, tapi tidak selesaikan masalah, justru menimbulkan masalah baru," ujarnya.
Menanggapi dengan rencana aksi susulan, Gus War mengatakan tidak bisa meminta agar mereka tidak perlu unjuk rasa, sebab unjuk rasa itu adalah bagian dari menghargai hak untuk menyalurkan aspirasi.
Namun, ia meminta agar semua pihak juga sesuai dengan aturan yang ditetapkan bersama dan bisa menghormati orang lain, serta tidak seperti yang terjadi pada unjuk rasa 4/11 yang berakhir rusuh.
Sementara itu, Ketua FKUB Kota Kediri Makruf Anas mengatakan kegiatan ini sengaja dilakukan, sebagai upaya untuk semakin mengokohkan NKRI. Pihaknya meminta semua masyarakat waspada.
Ia berharap, masyarakat, terutama warga Kediri bisa ikut meredam dan tidak terpengaruh dengan hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kami minta masyarakat waspada, pererat silaturahmi, persaudaraan, kesatuan untuk kepentingan bersama tidak boleh terpengaruh dengan hal yang tidak diinginkan," katanya.
Dalam kegiatan FKUB/PAUB-PK Kota Kediri itu, dihadiri sejumlah kalangan, misalnya muspida Kota Kediri, organisasi masyarakat, serta sejumlah perwakilan pemeluk agama.
Di akhir kegiatan itu, semua perwakilan dari pemeluk agama berdoa bersama sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Mereka mendoakan semua umat dan berharap NKRI selalu aman. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016