"Kami merasa bisa berprestasi dan selanjutnya kami memang meminta pengurus untuk memberangkatkan kami ke Popda Jawa Timur 2016 di Jember," kata Fitriyani, siswa SMAN 1 Sumenep, ketika di Balai PWI setempat, Senin (7/11).

Siang itu, sejumlah wartawan di Sumenep yang tergabung dalam Komunitas Lima menyerahkan tali asih berupa uang kepada atlet peraih medali dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Jawa Timur 2016 di Jember.

Fitriyani adalah salah satu atlet binaan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Sumenep yang meraih dua medali dalam Popda di Jember tersebut.

Dalam popda yang dilaksanakan pada 1-6 November 2016 itu, Fitri meraih dua medali, yakni satu perunggu di nomor tolak peluru dan satu perunggu di nomor lempar lembing.

Selain Fitri, ada tiga atlet binaan PASI Sumenep yang juga berprestasi dalam Popda Jawa Timur 2016 di Jember.

Mereka adalah Diana Safitri (SMAN 1 Sumenep) yang meraih medali perak di nomor jalan cepat 3.000 meter, Nur Rahman (MTs NU Bukabu, Rubaru) juga medali perak di nomor lari 400 meter, dan Choirul Hasani (SMAN 1 Ambunten) meraih medali perunggu di nomor jalan cepat 5.000 meter.

Perolehan medali yang diraih sejumlah anak asuhnya itu tentu saja membuat bangga para pendamping dan pengurus PASI Sumenep.

Mereka pun merasa tidak sia-sia "memaksakan diri" untuk berangkat ke Jember guna memenuhi keinginan sekaligus ingin melihat hasil latihan rutin anak asuhnya.

"Kami ke Jember memang memaksakan diri. Kami berangkat atas biaya sendiri hasil sumbangan para pengurus. Kami tidak tega ketika anak-anak minta ke Jember," kata Ketua Harian PASI Sumenep, Abd Mudjib.

Ia menjelaskan, popda memang ajang rutin yang dilaksanakan pihak terkait di Pemerintah Provinsi Jawa Timur setiap dua tahun sekali.

Namun, pihak terkait di Pemkab Sumenep diduga tidak mengalokasikan dana untuk memberangkatkan kontingen ke Popda Jawa Timur 2016 di Jember.

"Biasanya memang dialokasikan dan pada popda 2014 masih dianggarkan. Namun, untuk tahun ini, ternyata tidak ada dana dan selanjutnya kami mengirim atlet ke popda di Jember dengan status mandiri. Biayanya ditanggung sendiri," ujarnya, menerangkan.

Mudjib juga mengemukakan, pihaknya akhirnya memanfaatkan asrama atau tempat yang disediakan panitia di Jember.

Secara keseluruhan, PASI Sumenep membawa 13 atlet ke popda dan semuanya memanfaatkan fasilitas yang disiapkan panitia, yakni tidur di ruangan sekolah dengan karpet sebagai alas. 

"Kami memiliki keterbatasan dana untuk menginap di hotel. Namun, hal paling penting adalah anak-anak tetap memiliki semangat tinggi dan sebagian berhasil meraih medali. Anak-anak membuktikan dirinya bisa berprestasi," kata Mudjib, sambil tersenyum.

Atlet asal Sumenep yang berlaga dalam popda di Jember dengan status mandiri dan berangkat atas biaya sendiri, ternyata tidak hanya dari cabang olahraga atletik.

Pengurus Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Sumenep dan tiga perguruan silat setempat juga mengirim anak asuhnya ke popda.

Empat atlet sepak takraw putra asal Sumenep yang turun di dua nomor, yakni inter regu dan "double event", meraih dua medali, yakni 1 medali emas di nomor inter regu dan 1 perunggu di nomor "double event".

"Dua atlet kami itu sekarang berstatus sebagai siswa SMAN Olahraga Sidoarjo. Orang tua mereka termasuk yang meminta kami untuk memberangkatkan anaknya ke popda," kata Ketua Umum PSTI Sumenep, Rusdi.

Mengikuti dan menjuarai even olahraga seperti popda merupakan salah satu kewajiban siswa SMAN Olahraga Sidoarjo supaya menambah poin bagi dirinya sekaligus upaya mempertahankan beasiswa dari Pemerintah.

"Kami memahami kondisi itu. Kalau mereka tidak pernah ikut even olahraga dan tak pernah pula menjuarai even tertentu, beasiswa mereka di SMAN Olahraga Sidoarjo bisa dicabut," ujarnya, menerangkan.

Sementara dua atlet sepak takraw lainnya asal Sumenep adalah pelajar SMA dan SMP di Masalembu, Pulau Masalembu.

"Mereka memiliki talenta dan kami optimistis mereka bisa berprestasi. Oleh karena itu, kami bersama pengurus lainnya sepakat untuk memberangkatkan mereka ke popda secara mandiri dan ternyata mereka memang berhasil meraih medali," kata Rusdi.

Empat atlet sepak takraw asal Sumenep itu juga hanya menikmati fasilitas yang disiapkan panitia selama di Jember.

"Alhamdulillah, kami dan anak-anak bisa tidur nyenyak, meskipun tidur beralaskan karpet. Anak-anak memang tidak minta menginap di hotel," ujarnya, sambil tertawa.

Atlet pencak silat yang dikirim Perguruan Silat Nasional "Asad" asal Sumenep juga berhasil meraih medali, yakni satu medali emas.

"Alhamdulillah, atlet kami yang berangkat dengan penuh perjuangan dan berliku-liku, akhirnya mengharumkan nama Sumenep di pentas regional," kata Ketua Perguruan Silat Nasional "Asad" Sumenep, Asmariyanto.

Ia pun tak menyangka jika pelaksanaan popda yang merupakan even olahraga resmi bagi pelajar setiap dua tahun sekali itu tidak tercatat sebagai salah satu kegiatan di instansi pemerintah daerah.

"Kami mendapat laporan tentang hal tersebut dari pengurus lainnya ketika berkoordinasi dan akan mengurus berkas atlet yang akan kami kirim itu di pihak terkait di pemda," ujarnya.

Asma, Mudjib, maupun Rusdi berharap kasus tidak dianggarkannya pelaksanaan popda oleh pihak terkait di pemda tidak terulang pada masa mendatang.

Mereka yang berangkat atas inisiatif sendiri dan biaya secara swadaya mampu mengharumkan nama daerahnya dengan meraih delapan medali, yakni dua emas, dua perak, dan empat perunggu.

Peduli

Keberhasilan sejumlah atlet asal Sumenep itu memantik kepedulian sejumlah wartawan setempat yang tergabung dalam Komunitas Lima.

Mereka selanjutnya menyerahkan tali asih berupa uang kepada para atlet peraih medali dalam popda di Jember.

"Semua elemen masyarakat di Sumenep seharusnya patut berbangga atas keberhasilan tersebut. Apalagi, mereka berangkat atas inisitif sendiri dan sebagian biayanya ditanggung sendiri pula," ujar Koordinator Komunitas Lima, Hartono.

Ia meminta para atlet peraih medali itu tidak melihat nominal yang diberikan para wartawan sebagai tali asih tersebut.

"Hadiah" itu bentuk kepedulian wartawan kepada atlet yang telah mengharumkan nama daerah dan tentunya tidak sebanding dengan keringat mereka selama berlaga hingga meraih medali di popda.

"Jujur saja, ini kegiatan spontan kami, karena kami prihatin keberangkatan mereka ke Jember atas biaya sendiri sekaligus bangga mereka ternyata berprestasi dan meraih medali di popda," kata Hartono, menerangkan.

Ia pun berharap semangat dan keinginan kuat para atlet peraih medali tersebut menular kepada kaum muda lainya dan selanjutnya generasi muda di Sumenep akan penuh prestasi pada masa mendatang.

Sementara Ketua Umum Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Sumenep, Rusdi mengapresiasi penyerahan tali asih dari Komunitas Lima kepada atlet yang berprestasi di Popda Jawa Timur 2016 di Jember.

"Jujur saja, kami merinding. Wartawan sesungguhnya bukan pihak terkait langsung yang wajib peduli dan memperhatikan nasib kami dan para atlet. Namun, ternyata memiliki perhatian yang luar biasa," katanya, sambil mengucapkan terima kasih. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016