Jakarta (Antara) - Demonstrasi sejumlah organisasi masyarakat di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (4/11), menuntut agar Basuki Purnama (Ahok) atas dugaan penistaan agama tertentu, diproses hukum, semula berlangsung baik dan tertib. 

Dilihat dari udara, massa yang dominan memakai baju putih itu juga "memutihkan" arena-arena yang disasar sebagai arena demonstrasi, terkhusus di sekitar Monumen Nasional. Situs vital Jakarta ini juga sejak beberapa hari sebelumnya dijadikan "pangkalan aju" personel pengamanan, terutama dari Kepolisian Indonesia. 

Namun keadaan berubah beberapa waktu sebelum batas waktu demonstrasi berakhir. Massa yang tetap bertahan hingga melewati batas waktu demonstrasi, pukul 18.00 WIB, mulai mendorong barikade polisi bertameng. 

Suasana semakin tak terkendali saat sebagian organisasi massa komponen demonstrasi melempari polisi dengan batu dan memukul mereka dengan bilah bambu. 

Kondisi kian memanas saat mobil truk kepolisian terbakar di depan Istana Merdeka yang terletak di Jalan Medan Merdeka Utara itu. Polisi pun meningkatkan penjagaan dan berhasil mendorong massa mundur setelah menembakkan gas air mata dan meriam air hingga pukul 21.00 WIB. 

TNI dari tiga matra (TNI AL, TNI AU, dan TNI AD), sudah sejak beberapa hari sebelumnya ada dalam status siaga dan di-Bawah Kendali Operasi-kan kepada Kepolisian Indonesia. 

Konsentrasi massa, pada demonstrasi 4 November itu, akhirnya berpindah ke depan Gedung Kementerian Komunikasi dan Informasi atau di dekat Patung Arjuna Wijaya, di Jalan Medan Merdeka Selatan. Sejumlah massa melanjutkan demonstrasi mereka ke Gedung DPR, Senayan, Jakarta, melalui Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Soedirman.

Setelah massa berpindah, situasi di lokasi aksi perlahan kondusif. Berikut situasi terkini di beberapa titik kericuhan yang dipantau Antara  hingga Sabtu dini hari pukul 02.00 WIB.

Di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Bagian depan gedung lambang pusat pemerintahan Indonesia itu sudah kembali bersih dari sampah sisa-sisa demonstrasi kendati barikade kawat berduri masih terpasang di beberapa titik.

Petugas kebersihan menyapu bersih dari Istana Merdeka hingga ke Jalan Medan Merdeka Barat. Sejumlah anggota Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga merapikan pagar-pagar beton pembatas yang dipasang untuk menutup jalan sebelum aksi dilakukan.

Di Patung Arjuna Wijaya, dekat Bundaran Bank Indonesia. Monumen seni ini terletak di persimpangan Jalan Budi Kemuliaan-Jalan Medan Merdeka Selatan-Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Inilah "pintu masuk" menuju kawasan Monumen Nasional-Istana Merdeka dari arah Jalan Sudirman-Jalan MH Thamrin. 

Kendati tidak terjadi kericuhan di sini, namun demonstran sempat melancarkan aksi bakar-bakar tumpukan sampah yang menimbulkan kepulan asap.

Sampah-sampah yang tercecer di lokasi memang sudah diangkut petugas, namun sampah plastik yang dibakar massa menimbulkan bekas berupa gundukan di sejumlah titik Jalan Medan Merdeka Barat.

Halte TransJakarta Pakin, Penjaringan, Jakarta Utara. Kaca halte pecah terkena lemparan batu dari sekelompok remaja yang membuat onar. Tidak hanya itu, trotoar dan pepohonan di sekitar halte juga rusak akibat terinjak-injak oleh massa yang tanpa alasan menyerang petugas.

Di kawasan inilah Ahok --sebagai gubernur DKI Jakarta-- menggusur kawasan Kampung Akuarium, Pasar Ikan, dan Luar Batang, pada 11 April lalu. Saat itu, pertentangan sempat terjadi cukup berkepanjangan. 

Pada demonstrasi 4 November ini, sekira pukul 22.00 WIB beberapa kelompok remaja merusak dan menjarah dagangan dari minimarket yang berada tepat di seberang halte itu. Massa juga ikut merusak warung makan milik warga di lokasi sama.

Kericuhan beberapa kelompok massa yang diduga dari wilayah Luar Batang dan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, akhirnya bisa diredam setelah polisi memukul mundur menggunakan gas air mata.

Luar Batang  berjarak beberapa ratus meter dari halte TransJakarta Pakin, atau di depan gerbang masuk kawasan Mesjid Luar Batang, massa kembali membuat onar melempari polisi dengan batu.

Namun massa tersebut kembali dipaksa mundur setelah petugas melancarkan tembakan gas air mata.

Sisa-sisa kericuhan, di antaranya pecahan botol kaca, serpihan batu, potongan kayu, dan sejumlah sepeda motor yang dirusak warga, masih terlihat hingga Sabtu dini hari.

Muara Baru, Jakarta Utara. Ini titik terakhir yang menjadi lokasi para remaja tanggung membuat onar. Para remaja berusia belasan tahun itu menantang polisi dengan makian dan lemparan batu.

Pasukan polisi bertameng terus mendorong massa hingga tersudut dibantu tembakan gas air mata dan meriam air. Namun massa tidak menyerah kendati telah diimbau untuk pulang oleh polisi melalui pengeras suara.

Massa yang bersembunyi di dalam gang-gang di sekitar lokasi mencari celah untuk kembali melempari polisi dengan batu. Namun beberapa pelaku kericuhan itu akhirnya ditahan polisi berpakaian sipil yang menyisir ke dalam gang di wilayah itu.

Aksi tersebut sempat menjadi tontonan warga yang kesal dengan ulah para remaja yang kerap tawuran antar wilayah Muara Baru dan Luar Batang.

Saat ini situasi di Muara Baru sudah kondusif kendati sejumlah barang dagangan dan kendaraan warga yang terparkir di lokasi rusak terkena lemparan batu dari aksi mereka. (*)

Pewarta: Supervisor

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016