Sumenep (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, mencatat daerah tersebut mengalami deflasi sebesar 0,05 persen pada Oktober 2016.

"Empat dari tujuh kelompok kelompok pengeluaran di Sumenep pada Oktober 2016 mengalami deflasi dan tiga lainnya inflasi," ujar Kepala BPS Sumenep, Suparno di Sumenep, Kamis.

Empat kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,39 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,05 persen; kelompok sandang 0,69 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,11 persen.

Sementara tiga kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,08 persen; kelompok kesehatan 0,56 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 1,01 persen.

"Komoditas yang memberikan andil besar terjadinya deflasi, di antaranya bawang merah, beras, emas perhiasan, daging ayam ras, daging ayam kampung, dan minyak goreng," kata Suparno, menerangkan.

Sementara komoditas yang memberikan andil besar terjadinya inflasi, di antaranya cabai merah, tongkol pindang, kelapa, beras jagung, tarif listrik, dan daging sapi.

Suparno menjelaskan, tujuh daerah lainnya di Jawa Timur yang menjadi lokasi survei indeks harga konsumen (IHK) juga mengalami deflasi pada Oktober 2016.

Jember mengalami deflasi 0,26 persen, Banyuwangi 0,18 persen, Kediri 0,08 persen, Malang 0,20 persen, Probolinggo 0,21 persen, Madiun 0,07 persen, dan Surabaya 0,10 persen. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016