Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, berencana menjadikan Taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokkwetan sebagai lokasi pusat kesenian dan budaya.
"Tapi seluruh bangunan berupa warung juga yang lainnya yang berdiri di atas TBS harus dibersihkan," kata Asisten I Bidang Pemerintahan Pemkab Bojonegoro Joko Lukito, di Bojonegoro, Senin.
Dengan demikian, menurut dia, di atas TBS yang lokasinya di tepian Bengawan Solo di Kecamatan Kota itu bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan seni dan budaya dengan latar belakang sungai terpanjang di Jawa itu.
"Menjadikan TBS sebagai pusat kegiatan kesenian dan budaya sekarang sudah masuk dalam program pemkab," ujar dia.
Namun, ia mengaku belum bisa menjelaskan kelanjutan program menjadikan TBS sebagai lokasi kegiatan kesenian dan kebudayaan.
Tapi, lanjut dia, kegiatan yang sudah berjalan dalam beberapa tahun terakhir di TBS yaitu kegiatan Festival Bengawan dalam bentuk perahu hias dan lokasi kegiatan Sastra Bengawan.
"Yang jelas TBS nantinya akan dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan kesenian dan budaya," ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan pemanfaatan TBS sebagai kegiatan kesenian dan budaya juga untuk menunjang kegiatan sekolah sungai yang menjadi program Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Di dalam program BNPB itu sungai harus bisa terjaga lingkungannya, sehingga dengan adanya kegiatan kesenian dan budaya lingkungan Bengawan Solo menjadi terjaga.
"Di daerah kita semua sungai tidak terawat karena lokasinya di belakang rumah warga," tuturnya.
Pemkab, sebelumnya telah mengirimkan surat Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, kepada warga yang menempati TBS, pada Maret 2016 lalu.
Surat itu berisi permintaan TBS di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, jaris dibersihkan dan dikembalikan sesuai fungsinya sebagai tanggul Bengawan Solo.
Pantauan Antara, puluhan bangunan, yang berdiri di atas tanggul TBS, tidak hanya warung makanan dan minuman, tapi juga menjadi lokasi pasar burung.
Bahkan, di bagian timur lokasi tanggul menjadi hunian warga, dan menjadi lokasi pasar sayur-sayuran. Tidak hanya itu, di bagian dalam tanggul, juga terdapat sejumlah rumah warga dengan bahan bambu. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016