Bojonegoro (Antara Jatim) - Penyelesaian pembangunan pipa gas Semarang-Gresik (Gersem) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, bergantung kesiapan tanah milik warga di daerah setempat yang akan dimanfaatkan menanam pipa gas sebesar 28 inci.
"Supervisor" konsorsium PT Wika, Rebana dan Kelsri Edi Santoso, di Bojonegoro, Minggu (23/10), mengatakan jadwal penyelesaian pembangunan pipa gas di Bojonegoro bergantung kesiapan tanah milik warga.
Sebab, lanjut dia, pembangunan pipa gas di daerah setempat tidak hanya memanfaatkan tanah PT KAI, tapi juga ada yang memanfaatkan tanah milik warga.
"Ya selesainya kami tidak bisa memastikan, sebab bergantung kesiapan tanah milik warga yang dibebaskan untuk penanaman pipa, termasuk perizinan juga yang lainnya," jelas dia.
Oleh karena itu, menurut dia, pemasangan pipa gas di daerah setempat tidak bisa langsung dilakukan mulai ujung timur sampai barat, tetapi di lakukan di sejumlah lokasi yang tanahnya sudah tidak ada masalah.
Ia menyebutkan pembangunan pipa dengan cara menanam pipa gas 28 inci yang sudah berjalan, antara lain, di Desa Kalianyar sampai Desa Tikusan, di Kecamatan Kapas dan di Kecamatan Baureno.
"Tanah yang ditempati untuk menanam pipa di Desa Kalianyar-Tikusan ini milik PT KAI," ucapnya dia ketika ditemui di lokasi penanaman pipa gas di Desa Tikusan, Kecamatan Kapas.
Ia menambahkan pembangunan pipa gas Semarang-Gresik sepanjang 271 kilometer dikerjakan konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Remaja Bangun Kencana Kontraktor (Rebana) dan PT Kelsri.
Dari data yang diperoleh menyebutkan PT Pertamina Gas (Pertagas) membangun pipa gas sepanjang 271 kilometer untuk mendukung program pemerintah dalam konversi BBM ke gas untuk bahan bakar industri.
Selain itu pembangunan pipa gas yang ditargetkan selesai kuartal pertama 2017 juga untuk mewujudkan infrastruktur gas yang terintegrasi di Pulau Jawa sebagai penopang perekonomian Nasional.
PT Pertagas telah mendapat alokasi gas dari Jawaw Timur, antara lain, Kangean Madura sebesar 30 MMSCFD, dan gas lapangan Jambaran-Tiung Biru (TBR) Blok Cepu di Bojonegoro 100 MMSCFD pada 2019. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Supervisor" konsorsium PT Wika, Rebana dan Kelsri Edi Santoso, di Bojonegoro, Minggu (23/10), mengatakan jadwal penyelesaian pembangunan pipa gas di Bojonegoro bergantung kesiapan tanah milik warga.
Sebab, lanjut dia, pembangunan pipa gas di daerah setempat tidak hanya memanfaatkan tanah PT KAI, tapi juga ada yang memanfaatkan tanah milik warga.
"Ya selesainya kami tidak bisa memastikan, sebab bergantung kesiapan tanah milik warga yang dibebaskan untuk penanaman pipa, termasuk perizinan juga yang lainnya," jelas dia.
Oleh karena itu, menurut dia, pemasangan pipa gas di daerah setempat tidak bisa langsung dilakukan mulai ujung timur sampai barat, tetapi di lakukan di sejumlah lokasi yang tanahnya sudah tidak ada masalah.
Ia menyebutkan pembangunan pipa dengan cara menanam pipa gas 28 inci yang sudah berjalan, antara lain, di Desa Kalianyar sampai Desa Tikusan, di Kecamatan Kapas dan di Kecamatan Baureno.
"Tanah yang ditempati untuk menanam pipa di Desa Kalianyar-Tikusan ini milik PT KAI," ucapnya dia ketika ditemui di lokasi penanaman pipa gas di Desa Tikusan, Kecamatan Kapas.
Ia menambahkan pembangunan pipa gas Semarang-Gresik sepanjang 271 kilometer dikerjakan konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Remaja Bangun Kencana Kontraktor (Rebana) dan PT Kelsri.
Dari data yang diperoleh menyebutkan PT Pertamina Gas (Pertagas) membangun pipa gas sepanjang 271 kilometer untuk mendukung program pemerintah dalam konversi BBM ke gas untuk bahan bakar industri.
Selain itu pembangunan pipa gas yang ditargetkan selesai kuartal pertama 2017 juga untuk mewujudkan infrastruktur gas yang terintegrasi di Pulau Jawa sebagai penopang perekonomian Nasional.
PT Pertagas telah mendapat alokasi gas dari Jawaw Timur, antara lain, Kangean Madura sebesar 30 MMSCFD, dan gas lapangan Jambaran-Tiung Biru (TBR) Blok Cepu di Bojonegoro 100 MMSCFD pada 2019. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016