Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro menyatakan ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur aman di bawah siaga banjir.
   
"Ketinggian air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur, di bawa siaga banjir, bahkan sungai lainnya di daerah hilir dalam kondisi kosong," kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Jayadi, Sabtu.
    
Hal senada juga disampaikan Petugas UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Ngawi Andik, yang menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, sekarang ini di bawah 4 meter (siaga kuning-7 meter).
    
"Ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, sekarang ini di bawah 4 meter," ucapnya menegaskan.
    
Meski demikian kondisi Bengawan Solo aman, menurut Jayadi, pemantauan ketinggian air Bengawan Solo mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik, tetap dilakukan, tapi tiga jam sekali.
    
"Pemantauan ketinggian Bengawan Solo dilakukan satu jam sekali kalau masuk siaga banjir," katanya.
    
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo, menjelaskan kewaspadaan menghadapi ancaman bencana di tingkatkan karena di daerahnya akan terjadi curah hujan tinggi memasuki musim hujan.
    
Sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang, katanya, pada Oktober curah hujan berkisar 14-398 mm, November berkisar 51-544 mm dan Desember berkisar 151-576 mm.
    
"Tingginya curah hujan tinggi tidak hanya memicu banjir, tapi juga tanah longsor," tandasnya.
    
Ia membandingkan banjir luapan Bengawan Solo yang melanda hilir, Jawa Timur, pada 2007, disebabkan curah hujan yang tinggi hingga mencapai 425 mm tidak hanya lokal, tapi juga di daerah hulunya.
    
"Melihat prakiraan curah hujan selama tiga bulan ke depan kewaspadaan menghadapi bencana terus kita tingkatnya," ucapnya.
    
Bahkan, katanya, pemkab sudah mengumpulkan seluruh kepala desa (kades) di daerahnya (430 desa/kelurahan) terkait kewaspadaan menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang dan tanah longsor.
    
"Semua kades harus secepatnya mengantisipasi kejadian bencana yang terjadi di daerahnya masing-masing kalau sewaktu-waktu terjadi bencana," katanya menegaskan. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016