Bondowoso (Antara Jatim) - Puluhan dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Kamis, unjuk rasa menolak regulasi Dokter Layanan Primer atau DLP yang terkesan dipaksakan oleh Kementerian Kesehatan RI.

"Unjuk rasa penolakan konsep pendidikan DLP yang terkesan dipaksakan oleh Kementerian Kesehatan RI ini diikuti sekitar 50 dokter yang tergabung dalam IDI Cabang Bondowoso," ujar Koordinator Aksi dr Yusdeny seusai melakukan unjuk rasa di Alun-alun Kota Bondowoso.

Ia mengatakan bahwa program DLP nantinya akan memberatkan terhadap calon dokter dan merendahkan serta meragukan kompetensi dokter yang selama ini telah melayani masyarakat di layanan primer, dan para dokter saat ini juga sudah melalui proses uji kompetensi untuk sertifikasi.

Jika program regulasi Dokter Layanan Primer terlaksana, kata dia, dokter nantinya diwajibkan kembali mengikuti uji kompetensi dengan biaya yang cukup mahal untuk mendapatkan atau berstatus DLP dan dapat berpraktik di masyarakat.

"Aksi IDI Cabang Bondowoso ini hanya permulaan, dan pada Senin (24/10) seluruh dokter se-Indonesia akan unjuk rasa bersama-sama di Jakarta untuk tetap menolak program DLP tersebut," ucapnya.

Dalam pantauan, puluhan dokter yang ada di Kota Tapai itu melakukan aksi di depan Monumen Gerbong Maut, Alun-alun Kota Bondowoso. Para dokter tersebut juga membentangkan poster penolakan konsep pendidikan Dokter Layanan Primer.

Aksi penolakan program DLP oleh IDI Bondowoso berlangsung sekitar 30 menit atau dimulai sejak pukul 08.00 WIB dan para dokter membubarkan diri pukul 08.30 WIB. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016