Jember (Antara Jatim) - Sejumlah petani tebu di Kabupaten Jember mengeluhkan rencana penutupan sembilan pabrik gula di beberapa kabupaten di Jawa Timur pada tahun 2017.

"Kalau sejumlah pabrik gula ditutup, maka petani tebu tidak bisa bebas memilih untuk menggiling tebu hasil panennya karena jumlah pabrik gula berkurang," kata petani tebu di Kecamatan Tanggul, Ahmad Taruna, Selasa.

Selama ini, lanjut dia, petani bisa memilih menggiling tebunya ke pabrik gula yang dinilai menguntungkan berdasarkan rendemen dan informasi yang didapat dari petani tebu lainnya karena jumlah pabrik gula di Jatim cukup banyak yakni 33 unit.

"Penutupan pabrik gula itu akan berdampak pada nilai tawar tebu petani menjadi rendah karena jumlah pabrik gula berkurang, sehingga para petani yang rendemennya rendah akan kesulitan untuk menggiling tebunya," katanya.

Taruna mengaku tidak sepakat dengan alasan pemerintah menutup pabrik gula karena efisiensi dan penggabungan pabrik gula yang sudah berdiri pada zaman kolonial Belanda tersebut.

"Secara tegas, saya menolak rencana penutupan pabrik gula karena kelebihan tebu petani akan dijual kemana, apabila kapasitas giling di sejumlah pabrik gula itu sudah cukup. Kebijakan itu sangat merugikan petani," ujarnya.

Sementara petani tebu lainnya, Hamdani mengatakan penutupan pabrik gula tersebut akan berdampak pada petani tebu yang berada di sekitar pabrik gula yang ditutup, seperti di Kabupaten Situbondo.

"Petani menanam tebu karena komoditas tersebut tahan terhadap serangan hama dan cuaca ekstrem, sehingga kemungkinan petani akan tetap menanam tebu, meskipun sejumlah pabrik gula di Jatim akan ditutup," tuturnya.

Ia berharap rencana penutupan pabrik gula tersebut ditinjau ulang dan tidak dilakukan semata-mata hanya dengan dalih efisiensi dan kebangkrutan, namun perlu dipikirkan untuk jangka panjang ke depan untuk mewujudkan swasembada gula.

Sebelumnya Gubernur Jawa Timur Soekarwo saat berkunjung ke Kabupaten Jember dengan tegas menolak rencana penutupan pabrik gula karena kultur masyarakat di provinsi setempat adalah petani yang menanam tebu, sehingga penutupan pabrik gula tersebut dapat mempengaruhi perekonomian di Jatim.

"Penutupan pabrik gula akan berdampak pada pengurangan jumlah tenaga kerja atau menambah pengangguran dan mengubah kultur petani tebu di Jatim, sehingga apapun alasan penutupan pabrik gula itu, saya tidak setuju," katanya di Jember pada kegiatan silaturahmi forum pimpinan daerah se-Keresidenan Besuki pada Jumat (14/10).

Sebanyak 10 pabrik gula yang rencananya akan ditutup pada tahun 2017 adalah PG Kanigoro, PG Rejosari dan PG Purwodadi di Madiun, PG Toelangan dan PG Watoetoelis di Kabupaten Sidoarjo, PG Meritjan di Kediri, PG Wringinanom, PG Pandjie dan PG Olean di Kabupaten Situbondo, serta PG Gondang Baru di Klaten (Jawa Tengah).(*) 

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016