Tulungagung (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur berencana membongkar 92 kios di area pusat jajanan dan makanan rakyat (pujasera) Ngrowo Water Front, karena alasan penataan ulang kawasan wisata sungai yang membelah kota setempat.
    
"Relokasi dilakukan untuk penataan zona wisata dan zona hijau di sepanjang bantaran Sungai Ngrowo," kata Bupati Tulungagung Syahri Mulyo di Tulungagung, Sabtu.
    
Ia mengatakan, pembongkaran bertujuan untuk penertiban kawasan. Sebab, di sekitar bantaran hingga radius enam meter merupakan zona hijau untuk area konservasi sepadan sungai.
    
"Kawasan kuliner sedianya akan di lokalisir di satu erea yang sudah ditentukan tim bappeda (badan perencanaan pembangunan daerah)," katanya.
    
Kendati pembangunan kios yang hendak dibongkar sebelumnya juga difasilitasi pemerintah daerah, Syahri membantah kebijakan baru tersebut mengindikasikan program tersebut gagal.
    
Menurutnya, langkah pembongkaran dilakukan karena banyak kios tenda yang menjadi tempat berjualan sudah tidak beroperasi atau dikelola oleh pemiliknya.
    
"Beberapa kios tersebut dibongkar karena selama ini para pedagang tidak mampu bertahan," katanya.
    
Bupati mengatakan, banyak pedagang yang tidak mampu berjualan karena produk kulinernya tidak menarik minat pembeli.
    
"Dengan jenis makanan yang tidak mempunyai daya tarik. Pastinya tidak laku, makanya dalam hal ini dibutuhkan kejelian para pedagang untuk menarik para konsumen," katanya.
    
Syahri menegaskan, pemda dalam hal pembangunan wisata kuliner "Ngrowo Water Front" sifatnya hanya mefasilitasi masyarakat yang ingin berdagang di tempat tersebut.
    
Sehingga setelah ditempati pengelolaanya diserahkan sepenuhnya kepada pedagang agar berhasil atau tidak, katanya.
    
"Sebenarnya sebelum menempati area itu, para pedagang kami latih sehingga gagal atau tidak itu tergantung pada mereka," katanya.
    
Bupati menambahkan, pemilik kios yang merasa tidak memiliki kemampuan dalam bidang usaha kuliner disarankan melirik bidang usaha lain selain makanan.
    
"Kemauan kami adalah menumbuhkan perekonomian baru untuk masyarakat yang menganggur. Namun saat progam ini berlangsung ada sebagian orang yang belum siap namun meminta dan kami tidak bisa menghambat mereka yang ingin maju," ujarnya.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016