Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, mengalokasikan honor untuk anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) di daerahnya dengan jumlah 20 personel, masing-masing memperoleh Rp500 ribu per bulan dari APBD 2016.
    
"Tepatnya bukan honor tapi tali asih untuk anggota Tagana, sebab sifat anggota Tagana bukan tenaga tetap tapi sukarelawan," kata Kepala Disnakertransos Bojonegoro Adi Witjaksono di Bojonegoro, Kamis.
    
Oleh karena itu, menurut dia, pemberian tali asih hanya berlaku selama enam bulan sejak Oktober 2016 sampai April 2017. Pemberian tali asih selama enam bulan dengan memperhitungkan dalam kurun waktu itu daerahnya rawan terjadi bencana.
    
"Dalam kurun waktu enam bulan daerah kami rawan banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang dan tanah longsor," ujar dia.
    
Menurut dia, pemberian tali asih Rp500 ribu per bulan itu untuk yang pertama kali dilakukan daerahnya.
    
"Lain daerah kemungkinan anggota Tagana hanya menerima honor dari Kementerian Sosial (Kemensos) saja tidak menerima tali asih dari pemkab," tuturnya.
    
Lebih lanjut ia menjelaskan anggota Tagana di daerahnya juga di daerah lainnya di Tanah Air memperoleh honor dari Kementerian Sosial (Kemensos) masing-masing Rp100 ribu per bulan.
    
Pemberian honor itu karena memang keberadaan Tagana merupakan program Kemensos untuk merekrut sukarelawan yang ikut membantu dalam menangani berbagai bencana di daerahnya masing-masing.
    
"Honor itu diterima anggota Tagana melalui Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, dua kali dalam setahun," ucapnya.
    
Ia menambahkan dalam menjalankan tugasnya anggota Tagana di daerahnya diperkuat dengan 40 tenaga satgasos (satuan tenaga sosial) yang baru direkrut dari berbagai desa di daerahnya tahun ini.
    
Selain itu, lanjut dia, Kemensos juga memberikan sebuah perahu fiber dan truk yang dilengkapi dengan peralatan dapur.
    
Seorang anggota Tagana Bojonegoro Lismanto (41) yang bertugas di Posko Tagana di disnakertransos menyambut baik adanya tambahan honor atau tali asih dari pemkab sebesar Rp500 ribu per bulan.
    
"Tujuan kami bukan mencari honor, tapi panggilan hati untuk ikut membantu korban bencana," katanya.
    
Ia juga mengatakan anggota Tagana di daerahnya tidak hanya sebatas membantu korban bencana lokal, tapi juga sering berangkat untuk membantu korban bencana di daerah lainnya, seperti ketika terjadi Erupsi Merapi di Sleman, Yogyakarta.

"Tugas pokok Tagana membantu korban bencana mulai proses evakuasi, membuat tenda pengungsian, membuka dapur umum juga melakukan pendampingan anak-anak korban bencana," tuturnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016