Surabaya (Antara Jatim) - Asosiasi Tour Planner Indonesia (ATPI) menargetkan bisa mencetak 1.000 tour planner dari SMK dalam lima tahun.

"Saya optimistis target tersebut tercapai melalui lomba dan pendampingan pelatihan bagi siswa SMK jurusan Pariwisata di Jawa Timur yang unggul dalam Ajang Tour Planning tingkat SMK se-Jatim tiap tahunnya," kata Ketua ATPI Jhonny Koraag, di Surabaya, Kamis.

Jhonny menjelaskan selama ini kebutuhan industri pariwisata seperti agen pariwisata terdala minimnya tour planner. Padahal ada sekitar 700 paket perjalanan wisata yang ditawarkan di Jatim. Namun, hanya sebagian kecil yang diminati wisatawan karena kurangnya perencamaan perjalanan yang praktis.

"Anggota asosiasi kamibyang baru 3 bulan terbentuk ada dari akademisi dan industri. Jadi ya ini bentuk jemput bola menyiapkan kebutuhan SMK," ujarnya.

Menurutnya, ajang ini untuk menguji kemampuan perencanaan perjalanan yang ditujukan pada SMK selain itu juga untuk menjaring siswa unggul. Juara-juara dalam lomba ini juga akan diberi pelatihan tambahan terkait perencanaan perjalanan.

"Ada piala bergilirnya, jadi tahun depan pasti ada lagi, dan harapannya semakin banyak yang ikut. Karena lulusan SMK memang harus sudah siap pakai di industri," terangnya.

Ia menambahkan, dengan rutin memfasilitasi pelatihan siswa pariwisata. Maka bentuk perencanan perjalanan siswa akan lebih berkembang. Tidak lagi hanya mengandalkan sekolah dalam membentuk siswanya.

"Kalau siswa sekarang itu biasanya perencanan perjalanannya tidak berkembang," terangnya.

Sementara itu, Kabid Pengembangan Produk Pariwisata Dinas Budaya dan Pariwisata Jatim, Handoyo mengungkapkan dengan adanya tour planer maka bisa mengelola hasil pariwisata di Jatim. Apalagi produk hasil usaha selama ini cukup banyak.

"Kalau komunitas atau asosiasi juga mendukung keberadaan tour planner maka akan bangat baik bagi perkembangan pendidikan," jelasnya.

Senada dengan Handoyo, Mochtar Yusro, ketua bidang pengembanhan Sumber Daya Manusia APTI nemambahkan dalam perlombaan membuat paket wisata pertama ini diikuti 12 SMK. Yaitu 27 siswa yang dari jurusan Pariwisata. Dikatakannya, selama ini "output" SMK Pariwisata lebih banyak pada bidang reservasi dan tiketing.

"Padahal tiketing itu 90 persen mengeluarkan tenaga tapi hanya 10 peran kontribusinya untuk perusahaan. Berbeda dengan tour planner," tegasnya.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016