Bondowoso (Antara Jatim) - Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APKI) menyatakan ekspor kopi arabika dari Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, pada 2016 mencapai 1.600 ton atau melebihi dari target sebanyak 1.000 ton.
"Oleh karena itu kami menekankan kepada seluruh petani kopi di Bondowoso agar tetap menjaga kualitas kopi arabika, kendati pada tahun ini produksinya terus bertambah dan melebihi dari target," kata Ketua Umum APKI Sumarhum di Bondowoso, Senin.
Ia menyebutkan, pada 2014 petani kopi arabika Bondowoso mengekspor sebanyak 529 ton, dan pada tahun berikutnya 2015 meningkat menjadi sekitar 800 ton serta pada tahun ini mencapai 1.600 ton atau lebih 600 ton dari target 2016 sebanyak 1.000 ton kopi arabika.
Kopi arabika milik petani kopi yang berada di Lereng Gunung Ijen dan Gunung Raung, Kecamatan Sempol tersebut, katanya, sejauh ini di ekspor ke sejumlah negara di Eropa, diantaranya Swiss, Amerika, dan Inggris serta sejumlah negara Eropa lainnya.
"Selain ekspor kopi arabika ke Eropa, kopi yang memiliki rasa yang khas Bondowoso juga di ekspor ke sejumlah negara di Asia, yakni Singapura, Malaysia, dan bahkwan Korea dan Taiwan juga sudah mulai berminat membeli kopi yang dikenal dengan kopi arabika 'Java Ijen-Raung'," ucapnya.
Sedangkan harga kopi arabika, lanjut Sumarhum, saat ini juga sudah mulai naik seiring semakin meningkatnya permintaan dan melebihi dari produksi kopi, seperti kopi gelondong basah yang biasanya Rp7.500 harga di pasaran sekarang naik jadi Rp9.500 per kilogram.
"Kalau harga grean bean pada great 2 itu antara Rp70.000-Rp75.000 per kilogram. Sedangkan kopi jenis blue mountain harganya Rp100.000 hingga Rp125.000 per kilogram," katanya menyebutkan.
Ia menambahkan, luas lahan tanaman kopi arabika di "Kota Tape" itu setiap tahun terus bertambah, dan hingga tahun ini luas lahan sudah mencapai sekitar 14 ribu hekatre yang hidup di bawah tegakan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Oleh karena itu kami menekankan kepada seluruh petani kopi di Bondowoso agar tetap menjaga kualitas kopi arabika, kendati pada tahun ini produksinya terus bertambah dan melebihi dari target," kata Ketua Umum APKI Sumarhum di Bondowoso, Senin.
Ia menyebutkan, pada 2014 petani kopi arabika Bondowoso mengekspor sebanyak 529 ton, dan pada tahun berikutnya 2015 meningkat menjadi sekitar 800 ton serta pada tahun ini mencapai 1.600 ton atau lebih 600 ton dari target 2016 sebanyak 1.000 ton kopi arabika.
Kopi arabika milik petani kopi yang berada di Lereng Gunung Ijen dan Gunung Raung, Kecamatan Sempol tersebut, katanya, sejauh ini di ekspor ke sejumlah negara di Eropa, diantaranya Swiss, Amerika, dan Inggris serta sejumlah negara Eropa lainnya.
"Selain ekspor kopi arabika ke Eropa, kopi yang memiliki rasa yang khas Bondowoso juga di ekspor ke sejumlah negara di Asia, yakni Singapura, Malaysia, dan bahkwan Korea dan Taiwan juga sudah mulai berminat membeli kopi yang dikenal dengan kopi arabika 'Java Ijen-Raung'," ucapnya.
Sedangkan harga kopi arabika, lanjut Sumarhum, saat ini juga sudah mulai naik seiring semakin meningkatnya permintaan dan melebihi dari produksi kopi, seperti kopi gelondong basah yang biasanya Rp7.500 harga di pasaran sekarang naik jadi Rp9.500 per kilogram.
"Kalau harga grean bean pada great 2 itu antara Rp70.000-Rp75.000 per kilogram. Sedangkan kopi jenis blue mountain harganya Rp100.000 hingga Rp125.000 per kilogram," katanya menyebutkan.
Ia menambahkan, luas lahan tanaman kopi arabika di "Kota Tape" itu setiap tahun terus bertambah, dan hingga tahun ini luas lahan sudah mencapai sekitar 14 ribu hekatre yang hidup di bawah tegakan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016