Tulungagung (Antara Jatim) - Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat merazia sembilan pelajar SMP dan SMA yang kedapatan membolos saat jam sekolah dan nongkrong di beberapa warung kopi kawasan "jogging track" Sungai Ngrowo.
"Sasaran razia khusus pelajar yang membolos saat jam pelajaran sekolah," kata Kepala Kesatuan Polisi Pamong Praja Tulungagung Bagoes Koencoro di Tulungagung.
Para pelajar yang masih mengenakan seragam sekolah itu sempat dibawa ke markas Satpol PP untuk menjalani serangkaian pemeriksaan serta sanksi ringan dengan dihukum menyanyikan Indonesia Raya di tengah lapangan rumput.
Mereka baru diizinkan pulang setelah perwakilan guru sekolah datang menjemput para siswa yang terlebih dulu menandatangani surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya (membolos).
"Pembinaan kami kembalikan ke pihak sekolah dan orang tua atau wali masing-masing siswa," katanya.
Bagoes mengatakan, razia dilakukan setelah satpol PP mendapat informasi masyarakat bahwa di salah satu warung kopi yang berada di kawasan jogging track Kelurahan Kutoanyar, kerap menjadi tempat nongkrong siswa sekolah membolos.
Petugas sempat mencurigai kumpulan pemuda di warkop itu diselipi acara pesta minuman keras.
Sebab, kata Bagoes, saat kegiatan razia sempat diketemukan adanya botol mineral yang berisikan miras yang tinggal setengah.
"Kami temukan botol mineral, namun isinya diganti dengan miras oplosan. Selain itu dari salah satu ponsel milik pelajar ini juga ditemukan adanya video porno sehingga mereka kami bawa ke kantor guna dilakukan pembinaan," ujarnya.
Fenomena siswa bolos ssekolah di Tulungagung diakui Bagoes cukup marak terjadi di wilayahnya.
Banyaknya warung kopi di berbagai pelosok yang menyediakan tempat nongkrong nyaman dengan sediaan makanan-minuman bertarif murah serta fasilitas wifi membuat banyak siswa yang memilih tempat-tempat itu sebagai persembunyian saat membolos sekolah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
"Sasaran razia khusus pelajar yang membolos saat jam pelajaran sekolah," kata Kepala Kesatuan Polisi Pamong Praja Tulungagung Bagoes Koencoro di Tulungagung.
Para pelajar yang masih mengenakan seragam sekolah itu sempat dibawa ke markas Satpol PP untuk menjalani serangkaian pemeriksaan serta sanksi ringan dengan dihukum menyanyikan Indonesia Raya di tengah lapangan rumput.
Mereka baru diizinkan pulang setelah perwakilan guru sekolah datang menjemput para siswa yang terlebih dulu menandatangani surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya (membolos).
"Pembinaan kami kembalikan ke pihak sekolah dan orang tua atau wali masing-masing siswa," katanya.
Bagoes mengatakan, razia dilakukan setelah satpol PP mendapat informasi masyarakat bahwa di salah satu warung kopi yang berada di kawasan jogging track Kelurahan Kutoanyar, kerap menjadi tempat nongkrong siswa sekolah membolos.
Petugas sempat mencurigai kumpulan pemuda di warkop itu diselipi acara pesta minuman keras.
Sebab, kata Bagoes, saat kegiatan razia sempat diketemukan adanya botol mineral yang berisikan miras yang tinggal setengah.
"Kami temukan botol mineral, namun isinya diganti dengan miras oplosan. Selain itu dari salah satu ponsel milik pelajar ini juga ditemukan adanya video porno sehingga mereka kami bawa ke kantor guna dilakukan pembinaan," ujarnya.
Fenomena siswa bolos ssekolah di Tulungagung diakui Bagoes cukup marak terjadi di wilayahnya.
Banyaknya warung kopi di berbagai pelosok yang menyediakan tempat nongkrong nyaman dengan sediaan makanan-minuman bertarif murah serta fasilitas wifi membuat banyak siswa yang memilih tempat-tempat itu sebagai persembunyian saat membolos sekolah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016