Surabaya (Antara Jatim) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menandatangani kerja sama dengan Rotterdam University of Applied Sciences, Belanda, untuk merealisasikan technopark yang ada di kampus itu.

"Technopark yang diutamakan ITS agaknya memiliki kesamaan dengan program Rotterdam University of Applied Sciences, yang telah memiliki jaringan dengan RDM," kata Wakil Rektor ITS Bidang Riset, Inovasi, dan Kerjasama Prof Dr Ketut Buda Artana seusai penandatanganan di Surabaya, Selasa.

Ketut menjelaskan,Rotterdamsche Droogdok Maatschappij (RDM) adalah sebuah hotspot untuk inovasi di bidang maritim berkelas dunia, di mana kerja sama perguruan tinggi, industri dan pemerintah dalam bidang maritim dilaksanakan,

"Kok bisa pas sekali, mereka juga memiliki program yang fokus terhadap pengembangan technopark. Ini membuat kami tertarik untuk melakukan kerja sama," katanya.

Menurut Ketut, Ada tiga prioritas kerja sama pada bidang technopark dengan mereka, di antaranya maritim, otomotif, dan industri kreatif. ITS, lanjutnya juga bekerja sama dengan Kemenristekdikti dan saat ini sedang merancang masterplan.

Saat sesi MoU, Bert Hooijer, Direktur sekaligus pendiri RDM sempat menawarkan pada ITS apabila ada produk terbaru, mereka bersedia meneruskan.

"Tapi kami tolak, kami pikir kenapa kita harus percayakan ke mereka, sementara kita di Indonesia bisa punya tenaga yang tidak kalah profesionalnya," kata Ketut.

Dalam acara MoU tersebut turut hadir 10 perusahaan yang juga bergelut di bidang maritim, sebagai bentuk dukungan  mereka atas kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan Belanda.

"MoU selama lima tahun, isinya terkait riset, edukasi, inovasipengembangan technopark. Dalam waktu dekat dosen-dosen kami juga akan dikirim ke Belanda untuk studi banding ke sana," katanya.

Menurut Ketut, adanya technopark nanti dirancang sebagai pembelajaran baru. Sehingga mahasiswa  tidak hanya membuat paper tapi juga, memiliki produk inovasi sehingga membuka peluang usaha.

"Tingkat kesiapan tekonologi di ukur dari Technology Readyness Level satu sampai sembilan. Kami punya LPPM untuk kebutuhan riset (1 sampai 6) dan untuk produk siap jual masuk technopark (7,8, dan 9). Ini di bawah badan pengelola dan pengembangan usaha ITS," jelasnya.

Dia berharap dengan adanya technopark, setelah lulus mahasiswa punya produk inovasi sehingga bisa masuk di LPPM. Sementara untuk alumni yang sudah punya produk tinggal memasarkannya di Technopark.(*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016