Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, meminta desa mensiagakan tim satgas bencana terkait adanya peringatan dari Menteri Dalam Negeri yang berisi kewaspadaan dalam menghadapi ancaman terjadinya bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang.
    
"Pemkab segera mengirimkan surat kepada 430 desa/kelurahan untuk segera mensiagakan satgas bencana untuk menindaklanjuti surat dari Menteri Dalam Negeri," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Senin.
    
Ia menyatakan hal itu menanggapi adanya surat dari Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo tertanggal 15 September 2016 terkait adanya ancaman bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang.
    
Di dalam surat itu, lanjut dia, Menteri Dalam Negeri meminta seluruh bupati/walikota di Indonesia meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman bencana banjir, tanah longsor dan angin kencang yang disebabkan pengaruh La Nina lemah.
    
Sesuai surat itu, katanya, di daerahnya ada 10 kecamatan yang rawan potensi gerakan tanah longsor yaitu Kecamatan SUgihwaras, Trucuk, Malo, Bubulan, Margomulyo, Tambakrejo, Purwosari, Kasiman, Ngambon dan Temayang.
    
"Tapi kewaspadaan dalam menghadapi bencana kita lakukan di 28 kecamatan," ucapnya, menegaskan.
    
Lebih lanjut ia menjelaskan desa/kelurahan di daerahnya harus segera mengaktifkan tim satgas bencana dengan menyosialisasikan kepada masyarakat di tempatnya masing-masing terkait adanya ancaman bencana.
    
Tim satgas bencana di desa juga segera menyiapkan komunitas dapur umum, lokasi pengungsian, juga berbagai persiapan dalam menghadapi adanya ancaman bencana.
    
"Tim satgas desa harus segera menyiapkan berbagai kebutuhan termasuk jalur evakuasi bagi warga kalau sewaktu-waktu desanya dilanda banjir bandang atau bencana lainnya," ucapnya menegaskan.
    
Sesuai prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang menyebutkan bahwa awal musim hujan di Jawa Timur, maju 78,3 persen, sama 16,7 persen dan mundur 5 persen dari rata-ratanya.
    
Secara umum awal musim hujan dominan terjadi pada Oktober dan November 91,7 persen, dengan sifat hujan pada kisaran normal 63,3 persen, atas normal 35 persen dan bawah normal 1,7 persen.
    
"Curah hujan yang terjadi juga tinggi selama Oktober dan November. La Nina lemah akan berpengaruh sampai awal 2017," jelas dia. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016