Banyuwangi (Antara Jatim) - Banyuwangi yang berada di ujung timur Pulau Jawa kini banyak dilirik oleh wisatawan mancanegara karena berbagai festival dan ajang internasional yang dikemas dengan apik oleh pemerintah daerah setempat.

Dalam beberapa tahun terakhir, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur terus memacu pengembangan pariwisata karena sektor tersebut dinilai bisa ikut menjadi pengungkit berbagai sektor di masyarakat, mulai dari ekonomi hingga pendidikan.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan sektor pariwisata dikembangkan karena terbukti sangat efektif dalam menggerakkan ekonomi yang juga mendongkrak pendapatan masyarakat.

"Misalnya, bulan ini promosi dan bikin 'event', kemudian bulan depan sudah ada wisatawan yang berkunjung. Otomatis kalau berkunjung, pasti mereka mengeluarkan uang di Banyuwangi, mulai penginapan, makan, transportasi, oleh-oleh, dan sebagainya," kata bupati yang akrab dipanggil Anas itu.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat pendapatan per kapita Banyuwangi melonjak 62 persen dari Rp20,8 juta (2010) menjadi Rp37,53 juta (2015) dan diprediksi pendapatan per kapita pada tahun 2016 bisa menembus Rp38 juta per tahun, bahkan pendapatan per kapita Kota Blambangan itu sudah berhasil melampaui sejumlah kabupaten/kota di Jatim yang sebelumnya selalu di atas Banyuwangi.

"Sektor wisata juga menjadi pengungkit sektor lain seperti infrastruktur. Tahun ini target pembangunan dan perbaikan jalan kami sepanjang 800 kilometer. Beberapa destinasi wisata harus bagus aksesnya, kecuali yang memang dikonsep 'adventure'. Di beberapa destinasi wisata, tahun ini kami bangun dan perbaiki aksesnya seperti di Pantai Bangsring," tuturnya.

Geliat bisnis dan pariwisata juga tecermin dari lonjakan penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi yang mencapai 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang pada tahun 2011 menjadi 110.234 penumpang di tahun 2015.

Sektor-sektor yang berkaitan dengan pariwisata di Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga tumbuh pesat. Berdasarkan data BPS, nilai akomodasi dan makan-minum yang berkaitan dengan hotel dan bisnis kuliner meningkat sekitar 80 persen dari Rp666 miliar (2010) menjadi Rp1,19 triliun (2014). Total PDRB melonjak dari Rp32,46 triliun menjadi Rp53,37 triliun.

"Indikator ekonomi menunjukkan tren membaik. Gini ratio atau indikator kesenjangan di Banyuwangi sudah turun menjadi 0,29; semakin mendekati 0 semakin baik, sudah lebih baik dari rata-rata nasional maupun provinsi. Tapi tentu masih ada problem yang harus terus diperbaiki. Kami berharap sektor pariwisata melalui Banyuwangi Festival menjadi pengungkit bagi perbaikan di berbagai sektor," ucap Bupati Banyuwangi dua periode itu.

Anas mengatakan kebijakan pengembangan pariwisata di Banyuwangi juga berupaya mendorong keterlibatan masyarakat secara luas, sehingga warga Banyuwangi tidak hanya menjadi penonton dengan adanya berbagai investor yang masuk, tapi juga ikut menikmati berkah ekonomi.

"Sengaja kami dorong masyarakat untuk terlibat penuh, tidak hanya sebatas menjadi penonton. Maka, kita mengatur investasi yang masuk dengan melarang hotel dibangun di Pulau Merah, agar masyarakat sekitar bisa membuka 'home stay' yang bisa menambah pendapatan warga di sekitar Pulau Merah tersebut," katanya.

Keseriusan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk mengembangkan sektor pariwisata juga menyabet penghargaan dari Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (The United Nations World Tourism Organization/UNWTO) dalam ajang 12th UNWTO Awards Forum di Madrid, Spanyol pada Januari 2016.

Kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java" itu menyabet "UNWTO Awards for Excellence and Innovation in Tourism" untuk kategori "Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola", mengalahkan nominasi lainnya dari Kolombia, Kenya, dan Puerto Rico.

Kemenangan Banyuwangi itu berkat program yang dibuat oleh pemkab setempat yakni memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) di bidang pariwisata, sehingga Pemkab Banyuwangi memaparkan berbagai potensi wisata yang dimilikinya, bagaimana mereka menjaga kearifan lokal hingga pengembangan pariwisata bersama stakeholder. 

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata MY Bramuda mengatakan Banyuwangi mendapat penghargaan UNWTO karena pemerintah daerah dinilai berhasil menggerakkan pariwisata dan Pemkab Banyuwangi menjalankan empat strategi kunci pariwisata.

Pertama, menjadikan daerah sebagai "produk" untuk dipasarkan potensi wisatanya, sehingga birokrasi tidak hanya menjadi pelayan publik dalam keseharian, namun juga bersama-sama pemangku kepentingan yang lain ikut mempromosikan wisata Banyuwangi.

Kedua, strategi pemasaran yang tepat karena Banyuwangi menawarkan petualangan dan pengalaman yang berbeda dengan daerah lain seperti petualangan untuk wisata alam, sedangkan pengalaman adalah untuk wisata budaya dan wisata kegiatan yang dikemas melalui Banyuwangi Festival.

Ketiga, inovasi berkelanjutan, seperti membuat ikon dan destinasi baru, di antaranya pembangunan bandara berkonsep hijau yang tahun ini tuntas, pengembangan Grand Watudodol dan rumah apung di kawasan Bangsring, kemudian sinergi dengan BUMN membangun dermaga kapal pesiar di Pantai Boom. Inovasi juga dilakukan dengan pemasaran menggunakan aplikasi di smartphone.

"Keempat, pengelolaan kegiatan pariwisata (event tourism) lewat Banyuwangi Festival yang memperkenalkan potensi lokal kepada publik luar sekaligus untuk menarik kunjungan wisatawan," tuturnya.


Angkat Budaya Lokal

Menurut Bramuda berbagai kegiatan atau even pariwisata yang dilakukan tentu tidak lepas untuk mempromosikan kesenian dan budaya lokal Banyuwangi "Osing", sehingga hal tersebut diharapkan bisa menarik wisatawan mancanegara.

"Banyuwangi memiliki budaya dan kesenian yang beragam, sehingga melalui kegiatan Banyuwangi Festival bisa dilestarikan tradisi warga seperti Kebo-keboan, kesenian gandrung sewu, tradisi ndog-ndogan, dan ider bumi," tuturnya.

Ia menjelaskan pengembangan sektor pariwisata dengan mengangkat potensi budaya lokal dan kesenian tradisional diharapkan dapat menggerakkan sektor perekonomian di desa karena masyarakat dilibatkan secara langsung.

Tidak hanya itu, lanjut dia, berbagai kegiatan festival yang dipadukan dengan kesenian tradisional seperti tari gandrung dan berbagai tradisi warga Osing diharapkan bisa dikenal luas oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.

"Pelibatan masyarakat dalam kegiatan wisata secara langsung akan turut mendongkrak perekonomian karena pariwisata memiliki 'multiplier' efek yang cukup besar dari sisi ekonomi," katanya.

Selama tahun 2016, lanjut dia, sebanyak 53 kegiatan wisata baik yang bertaraf internasional, nasional, maupun lokal yang digelar Pemkab Banyuwangi untuk menarik wisatawan asing maupun domestik di antaranya balap sepeda Banyuwangi Tour de Ijen, Festival Gandrung Sewu, dan Festival Kebo-keboan.

"Tahun 2015 jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 50.000 orang dan tahun ini ditargetkan sebanyak 60.000 orang, sedangkan wisatawan mancanegara tahun lalu sebanyak 2 juta dan tahun ini ditargetkan meningkat menjadi 2,5 juta," ujarnya.

Data di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi mencatat jumlah objek wisata yang sudah siap dikunjungi sebanyak 50 wisata baik wisata alam maupun buatan, namun setiap tahun diharapkan tumbuh 1 hingga 2 destinasi wisata baru.

"Beberapa objek wisata yang sudah dikenal dunia yakni Gunung Ijen, Pantai Plengkung untuk surfing, dan Pantai Sukamade sebagai habitat bertelurnya penyu yang merupakan kawasan Taman Nasional Meru Betiri," katanya menambahkan.

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arif Yahya juga memuji kemajuan pariwisata di Kabupaten Banyuwangi, sehingga bisa mendatangkan sekitar 1,5 juta wisatawan nusantara dan 30 ribu wisatawan mancanegara ke daerah itu.

"Banyuwangi itu contoh kongkrit. Bupatinya menempatkan pariwisata sebagai lokomotif membangun daerahnya," katanya di Jakarta.

Menurutnya, UNWTO (United Nations World Tourism Organization) atau lembaga PBB yang bergerak di bidang pariwisata menganugerahkan penghargaan khusus buat usaha keras dan konsisten Kabupaten Banyuwangi. 

"Itu kebanggaan, dan semua bisa belajar dari kisah sukses kota kecil itu. Bagaimana membangun mimpi ke depan, apa yang dilihat saat ini, dan bagaimana cara mewujudkan impiannya itu," katanya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016