Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyeleksi 214 motif baru batik dalam lomba yang diikuti para desainer dan perajin batik di daerah itu.
     
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Banyuwangi Hary Cahyo P di Banyuwangi, Jumat mengatakan lomba motif batik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kreativitas para perajin batik yang digelar setiap tahun dan saat ini memasuki tahun keempat.
     
"Setiap tahun kami menggelar yang namanya Banyuwangi Batik Festival (BBF). Rangkaian BBF ini di antaranya ada lomba mendesain motif batik, lomba mencanting, dan lomba mendesain baju berbahan dasar batik," katanya.
     
Saat ini, ujar Hari, batik Banyuwangi terus mengembangkan motifnya. Dari 20 motif klasik yang dulu dominan dipakai perajin, kini telah berkembang hingga lebih dari 50 motif. Dua puluh motif klasik Banyuwangi, antara lain motif sekar jagad blambangan, paras gempal, gajah oling, kangkung stikes dan blarak semplah.
     
"Kami terus berupaya untuk memperkaya motif batik di Banyuwangi ini. Apalagi permintaan pasar akan batik dari Banyuwangi mulai terus bertambah seiring dengan pengembangan dunia pariwisata di sini. Dengan tambahan motif-motif baru ini, diharapkan akan menambah ragam motif batik," tuturnya.  
     
Terkait motif yang dilombakan, ujar Hary, peserta wajib mengangkat motif khas batik pesisiran dengan mengadopsi flora dan fauna yang ada di Banyuwangi. Motif-motif tersebut, antara lain seblang, gandrung lanang, tanduk rusa (alas purwo), omprog gandrung, sukamade, tukik blambangan, kembang kopi, sisik kipas gandrung dan penyu ijo.
     
"Dari materi yang masuk ke kami itu, rata-rata motif yang diangkat pengembangan motif yang sudah ada, seperti gajah oling dipadu flora dan fauna serta destinasi wisata Banyuwangi. Lomba ini tak hanya diikuti perajin batik, ternyata ada pelajar yang mengirimkan desain juga," ujar Hary.
     
Ke-214 motif baru ini, kata dia, nantinya akan dinilai oleh tim juri yang berasal dari Balai Batik Yogyakarta dan Dewan Kesenian Blambangan (DKB) untuk dipilih 25 motif terbaik.
     
"Ke-25 motif terbaik ini nantinya akan dituangkan dalam kain menjadi batik. Mereka diberi kebebesan mencanting karyanya ke kain dan diberi warna sesuai selera. Karya mereka akan dipajang saat puncak gelaran Banyuwangi Batik Festival (BBF) pada 9 Oktober mendatang," ujar Hary.
    
Pemkab Banyuwangi, kata dia, terus melakukan upaya untuk mendorong geliat industri batik, mulai intensif menggunakan pewarna alam dengan memanfaatkan bahan-bahan beragam tanaman yang ada di sekitar rumah perajin, seperti daun krangkong (sejenis kangkung), daun lamtoro, daun mangga, jati, jengkol, kulit kopi, daun ketepeng, putri malu, kumis kucing dan lainnya.
     
Untuk semakin memperkaya penggunaan pewarna alam dan memperbanyak kreasi motif, desainer nasional Merdi Sihombing dilibatkan untuk melatih para perajin batik di Banyuwangi yang mayoritas adalah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah. (*)

Pewarta: Masuki M. Astro

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016