Surabaya (Antara Jatim) - Dua mahasiswa Bidikmisi Intitut Teknologi Sepuluh Nopember berhasil meraih IPK tertinggi atau predikat "cumlaude" dalam Upacara wisuda ke-114, 17-18 September dan 24-25 September mendatang.

"Kedua mahasiswa tersebut adalah Cicik Khairun Nisa dan Mohammad Irwan Fatkhur Rozy, mahasiswa dari jenjang diploma (D3) Teknik Kimia dan sarjana (S1) Teknik Kimia," kata Wakil Rektor I ITS, Prof Dr Ir Heru Setyawan MEng, Kamis.

Cicik berhasil meraih 3.89 sementara Irwan 3.77. Heru mengatakan, terlepas dari beban ekonomi dan pendidikan, dua mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi membuktikan bisa mempertanggung jawabkan beasiswanya.   

Dalam konferensi pers di Rektorat ITS, Heru menjelaskan ada 3.774 wisudawan mulai dari jenjang D3, S1, S2, dan S3 yang akan mengikuti prosesi wisuda, dengan jumlah wisudawan cumlaude sebanyak 669 orang.

"Dari jumlah wisudawan tersebut, sebanyak 586 orang berasal dari jalur Bidikmisi dan yang berhasil meraih gelar cumlaude sebanyak 41 orang dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) tertinggi 3,77 dari S1 Teknik Kimia dan IPK 3,89 dari D3 Teknik Kimia," tambahnya.

Selain itu, juga akan ada wisudawan dari mahasiswa asing sebanyak tujuh orang (S2 Fisika, S2 Teknik Kelautan, S2 MMT, S2 Teknik Kimia, S2 Teknik Industri), antara lain dari Polandia, Timor Leste, Myanmar, Sudan, Kanada, dan Mozambiq.

Sementara itu, peraih IPK tertinggi tahun ini, Cicik Khairun Nisa mengatakan, dirinya menyukai mata pelajaran kimia sejak kecil sehingga membuatnya terobsesi menjadi seorang dosen “Alhamdulillah saya sudah diterima di lintas jalur S1 Teknik Kimia ITS,” ungkap perempuan asal Jombang ini.

Meskipun tak lagi mendapatkan bantuan pendanaan, lanjut Cicik, dirinya masih akan tetap melanjutkan studi. Sejak awal kuliah, ia kerap mendapatkan uang sampingan sebagai guru les pribadi bagi siswa SD hingga SMA. “Juga jualan pulsa dan reseller makanan. Usaha itu sedikit meringankan saya juga orang tua yang hanya sebagai guru swasta,” ucap perempuan asal Jombang ini.

Tak jauh beda dari Cicik, Irwan yang juga berasal dari Jurusan Teknik Kimia namun pada jenjang Sarjana juga berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ayah Irwan adalah seorang kuli angkut yang setiap harinya harus mengangkut kayu di sebuah pabrik milik PTPN di Nganjuk. Sedangkan ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Namun, kondisi ini malah makin memicu mantan Ketua Tim Spektronics X ITS ini untuk terus berprestasi.

Irwan pertama kali tergabung dalam Tim Spektronics X ITS pada 2014 lalu. Tim inilah yang sempat membawanya melanglang ke Australia demi mengharumkan nama ITS di kancah internasional. Tak sia-sia, usahanya bersama tim mampu meraih juara ketiga di ajang rancang mobil dengan reaksi kimia tersebut.

Pasca menamatkan studi sarjananya, Irwan kembali membuat bangga orang tuanya karena mampu memperoleh kesempatan melanjutkan S2 di Universitas Hiroshima, Jepang. Irwan mendapatkan beasiswa Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT) dari pemerintah Jepang atas rekomendasi dosennya.

“Tepat satu minggu setelah wisuda, saya akan berangkat ke Jepang untuk program S2 Teknik Kimia saya,” ungkapnya. Bahkan penerima beasiswa ini pun rencananya hingga studi program S3 nantinya. (*)

Pewarta: willy irawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016