Madiun (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, Jawa Timur, mencatat wilayah setempat mengalami deflasi sebesar -0,52 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 121,46 pada bulan Agustus 2016.

Kepala BPS Kota Madiun Firman Bastian di Madiun, Jumat mengatakan, dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, tujuh kota di antaranya mengalami deflasi dan satu lainnya mengalami inflasi.

"Selain Madiun, yang mengalami deflasi adalah Kota Kediri, Kota Malang, Banyuwangi, Probolinggo, Jember, dan Sumenep. Sedangkan Surabaya mengalami inflasi," ujar Firman Bastian kepada wartawan.

Menurut dia, deflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya penurunan indeks harga konsumen pada dua kelompok pengeluaran yakni, kelompok bahan makanan sebesar -3,03 persen dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar -1,67 persen.

Sedangkan kelompok pengeluaran yang menekan deflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,83 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,36 persen; kelompok sandang sebesar 0,29 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,38 persen; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,93 persen.

Adapun komoditas yang dominan mempengaruhi terjadinya deflasi pada Agustus 2016 di antaranya, angkutan antarkota, apel, daging ayam ras, pir, dan tarif kereta api.

"Sedangkan komoditas yang menekan deflasi antara lain, rekreasi, es, rokok kretek filter, batu bata, dan tarif listrik," katanya.

Data BPS Kota Madiun mencatat, dari tujuh kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur yang mengalami deflasi, tertinggi terjadi di Kota Kediri sebesar -0,57 persen dengan IHK sebesar 121,32.

Sedangkan deflasi terendah terjadi di Kota Malang sebesar -0,03 persen dengan IHK 125,10. Sementara hanya Kota Surabaya yang terjadi inflasi pada Agustus 2016 sebesar 0,10 persen dengan IHK 124,65. 

Secara rinci ketujuh kota yang mengalami deflasi adalah Kota Malang sebesar -0,03 persen IHK 125,10; Banyuwangi sebesar -0,14 IHK 121,82; Probolinggo -0,20 persen IHK 122,48; Jember -0,30 persen IHK 121,10.

Kemudian, Sumenep sebesar -0,43 persen IHK 121,73; Kota Madiun sebesar -0,52 IHK 121,46; dan Kota Kediri sebesar -0,57 IHK sebesar 121,32.  (*)
     

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016