Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan anggaran sebesar Rp2,5 miliar untuk mengantisipasi dan mencegah munculnya penyakit antraks yang mengancam seluruh hewan ternak di wilayah setempat.
"Dana sebesar Rp2,5 miliar disiapkan sebagai antisipasi mencegah menularnya antraks di Jatim," ujar Gubernur Jatim Soekarwo kepada wartawan di Kantor Gubernur di Surabaya, Rabu.
Pihaknya juga menurunkan tim untuk mendata serta memeriksa seluruh ternak, sekaligus langkah antisipasi agar kejadian ditemukannya kasus seekor sapi terserang antraks di Pacitan tak terulang.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut mengakui ditemukannya antraks di wilayahnya merupakan yang pertama usai 1980.
Ia menjelaskan, seekor sapi di Pacitan diketahui mati setelah kulitnya menghitam dan timbul luka yang bercirikan penyakit antraks.
Awalnya, sapi ini bahkan sempat disembelih dan akan dikonsumsi warga sekitar, namun Dinas Peternakan Pacitan langsung sigap dan meminta segera dikubur dengan cara lapisan atas tanah dilakukan pengecoran semen.
Tanahnya, kata dia, juga harus dibakar karena 40 tahun baru bisa hilang sehingga menjadi ancaman serius yang dihadapi.
"Khusus di Pacitan sudah ada tindakan dan tim telah melakukan berbagai langkah agar tak terjadi di daerah lainnya," ucap Pakde Karwo, sapaan akrabnya.
Tidak itu saja, lanjut dia, pemeriksaan juga dilakukan di sekitar Pacitan bahkan hingga Trenggalek, Tulungagung, Ponorogo, Magetan, Madiun dan Ngawi.
Selain itu, pihaknya menutup seluruh pintu masuk ternak untuk mewaspadai masuknya penyakit antraks dari provinsi lain, mengingat dari data yang dilaporkan bahwa antraks bukan dari Jatim.
Kendati ditemukan penyakit antraks di Pacitan, namun Pakde Karwo menjamin seluruh hewan kurban yang beredar di Jatim bebas dari penyakit antraks.
Tim dari Dinas Peternakan juga telah berkeliling ke para pedagang hewan ternak untuk memastikan hewan kurban yang dijual bebas dari penyakit antraks. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016