Sumenep (Antara Jatim) - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menyatakan hingga sekarang terdapat sekitar 57.850 warga setempat yang masih buta aksara.

"Itu data per 2015 dan pada tahun ini kami menargetkan sekitar 7 ribu warga terjaring program keaksaraan fungsional," ujar Kabid Pendidikan Luar Sekolah Disdik Sumenep, Misbahul Munir di Sumenep, Rabu.

Sesuai hasil Sensus Penduduk 2010 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah warga Sumenep yang menyandang status buta aksara sebanyak 134.540 orang di 27 kecamatan.

Sejak 2011, Disdik Sumenep mengintensifkan program keaksaraan fungsional untuk menjaring ratusan ribu warga buta aksara itu agar melek aksara.

Hasilnya sebagaimana data di Disdik Sumenep, realisasi program keaksaraan fungsional sejak 2011 hingga 2015 menjaring sekitar 76.690 warga menjadi melek aksara.

Dalam melaksanakan program keaksaraan fungsional sejak 2011, sejumlah lembaga pemerintah di Sumenep ikut berpartisipasi sebagai penyelenggara.

"Sementara dari kalangan masyarakat terdapat 72 kelompok atau pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) dan saat ini menjadi mitra kami untuk melaksanakan program keaksaraan fungsional," kata Munir, menerangkan.

Ia mengatakan, pemerintah daerah berkomitmen untuk menuntaskan persoalan buta aksara itu hingga 100 persen.

"Target utama program keaksaraan fungsional yang dilaksanakan kami memang menjaring penyandang buta aksara sebagaimana hasil Sensus Penduduk 2010. Namun, itu tentunya tidak bisa dilaksanakan sekaligus, karena membutuhkan dana operasional," ujarnya.

Munir menjelaskan, pada tahun ini terdapat dana Rp2 miliar lebih yang berasal dari APBD Sumenep dan APBN 2016 untuk melaksanakan program keaksaraan fungsional dengan sasaran sekitar 7 ribu warga. (*)

Pewarta: Slamet Hidayat

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016