Bagi Retno Ningrum, menciptakan kota yang layak serta ramah pada anak adalah salah satu impian terbesarnya. Dengan itu, bisa tercipta sebuah ruang yang nyaman bagi mereka.
 
Menurut perempuan berkerudung ini, anak-anak mempunyai hak untuk merasa nyaman di lingkungan mereka berada, termasuk di wilayah publik.

Dengan itu, dibutuhkan ruang publik yang bisa sebagai tempat bermain sekaligus edukasi. Di tempat tersebut, selain bisa menjadi sarana bermain anak-anak juga bisa menjadi tempat belajar.

"Kota layak anak, maka semua hak anak akan terpenuhi di antaranya fasilitas, misalnya membuat taman kota yang ramah anak maupun 'save house'," ucapnya.

Perempuan yang juga menjadi anggota DPRD Kota Kediri ini mengatakan, DPRD saat ini sedang membuat rancangan peraturan daerah untuk penyelenggaraan kota layak anak. Menurut dia, peraturan itu penting sebagai payung hukum dari kebijakan pusat.

Terlebih lagi, di Kota Kediri beberapa kali terjadi peristiwa yang cukup memprihatinkan terkait dengan asusila pada anak. Bukan hanya masa depan mereka yang hancur karena ulang orang yang tidak bertanggungjawab, bahkan ada yang hingga meninggal dunia.

Ia mengaku bersyukur pembahasan peraturan itu menjadi prioritas 2016, mengingat pada 2015 sempat terkendala. Saat ini, DPRD berupaya keras segera membuat peraturan tersebut dan berharap bisa secepatnya diperdakan dan tidak ada revisi dari Gubernur Jatim.

Retno juga mengatakan dalam menciptakan kota layak anak, perlu ada sinergi dari berbagai pihak, termasuk dari pemerintah dan masyarakat luas.

Di kalangan pemerintah, mereka bisa menentukan berbagai program sesuai dengan rencana aksi daerah, baik yang menyangkut pembangunan fasilitas umum maupun program lainnya. Sementara, dengan masyarakat luas, juga bisa ikut kampanye menciptkan penyelenggaraan kota layak anak.

Pihaknya juga mengapresiasi adanya satgas perlindungan anak yang terbentuk di Kota Kediri. Ia berharap, dengan upaya tersebut, anak-anak akan semakin terlindungi dan merasa nyaman. Jika terkena masalah pun, mereka akan mendapatkan pendampingan. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016