Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, akan menghibahkan kampus Akademi Komunitas Negeri (AKN) di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, kepada Kemenristek Dikti, sebagai persyaratan AKN berdiri sendiri.
    
"Prosesnya kalau kampus AKN sudah jadi dihibahkan kepada Kemenristek Dikti. Kalau tidak ada hambatan AKN berdiri sendiri sekitar Desember," kata kata Ketua Prodi di Luar Domisili (PDD) AKN Bojonegoro Yudi Pramono, di Bojonegoro, Kamis.         
    
Lebih lanjut ia menjelaskan penyerahan kampus AKN yang sekarang baru dalam tahap pembangunan itu merupakan salah satu persyaratan AKN bisa berdiri sendiri, selain berbagai persyaratan lainnya.
    
Persyaratan itu masuk dalam kesepakatan awal antara pemerintah kabupaten (pemkab) dengan Kemenristek Dikti dalam mendirikan AKN, pada 2012. AKN berdiri berdasarkan Permendikbud No. 161/P/2012 yang isinya menunjuk Politeknik Negeri Malang membuka Prodi di Luar Domisili (PDD) di Bojonegoro.
    
"AKN membuka prodi Manajemen Informatika, Komputer Akutansi dan Teknik Otomotif," jelas dia.
    
Ia mencontohkan Politeknik Elektronika Negeri (PEN) Surabaya, dulunya juga di bawah ITS, namun kemudian berdiri sendiri setelah berbagai persyaratan terpenuhi.
    
"Proses AKN menjadi berdiri sendiri sama dengan PEN di Surabaya," tandasnya.
    
Hanya saja, menurut dia, pemkab dalam membangun kampus AKN di Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, di atas tanah seluas 7 hektare tidak langsung atas nama AKN, tapi atas nama gedung pendidikan dan latihan (diklat).
    
Dengan adanya penyerahan kampus AKN itu, lanjut dia, AKN berdiri sendiri lepas dari Politeknik Negeri Malang, dan pengelolaannya selanjutnya ditangani Kemenristek Dikti.
    
Dengan demikian, lanjut dia, nasib sekitar 90 dosen yang sekarang mengajar di AKN dari SMKN di daerah setempat diserahkan kepada Kemenristek Dikti.
    
"Ya kita tidak tahu apakah nantinya masih tetap bisa mengajar sebab menjadi dosen ada persyaratan tertentu," ucapnya.
    
Menurut dia, Politeknik Negeri Malang tidak menempatkan dosen untuk mengajar di AKN, karena juga harus menangani pendirian sejumlah AKN di berbagai daerah, antara lain, di Blitar, Trenggalek, Pamekasan dan Bondowoso.
    
"Meskipun tidak ada bantuan dosen, tapi AKN memperoleh bantuan tujuh laboratorium komputer dari Kemeneristek Dikti. Saat ini AKN di Bojonegoro terbaik di Indonesia karena memiliki sekitar 900 mahasiswa," jelasnya.
     
Terkait AKN, sehari lalu DPRD gagal membentuk Pansus DPRD untuk mengawasi pembangunan kampus AKN di Desa Ngumpandalem, Kecamatan Dander, yang dialokasikan dengan anggaran Rp52,3 miliar dari APBD 2016.  (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016