Jember (Antara Jatim) - Lembaga Penelitian Universitas Jember (Unej) membangun "cluster" singkong yang ditandai dengan peresmian pabrik chip "modified cassava flour" (mocaf) di Dusun Krajan, Desa Purwosari, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu sore.

Ketua Lembaga Penelitian Unej Prof Achmad Subagio mengatakan pabrik itu mendapatkan pasokan singkong dari para petani binaan kampus setempat yang tersebar dari Kecamatan Puger di Kabupaten Jember hingga Kecamatan Pasirian di Kabupaten Lumajang.

"Pabrik chip mocaf tersebut mampu mengolah 10 ton hingga 14 ton singkong per harinya," kata guru besar Unej yang juga penemu mocaf di Jember.

Untuk menjaga ketersediaan pasokan, lanjut dia, saat ini sudah ada lahan sekitar 30 hektare yang sudah ditanami singkong dan diprediksi dalam pekan ini akan dilakukan panen raya.

"Rencananya secara bertahap akan dibuka lahan singkong seluas 200 hektare. Selain menghasilkan chip mocaf, pabrik itu juga menghasilkan tapioka dan kulit singkongnya untuk pakan ternak, serta limbah airnya diolah menjadi pupuk cair, sehingga tidak ada yang terbuang percuma," katanya.

Ia berharap pembangunan cluster singkong itu mampu meningkatkan pendapatan petani, sekaligus memanfaatkan lahan marginal seperti di sepanjang jalur lintas selatan (JLS) yang umumnya tanah berpasir.     

Pengurus Koperasi Harapan Makmur Bersama, M. Hasan mengatakan koperasinya sebagai pengelola pabrik menggunakan sistem kemitraan dengan memberikan bibit dan pupuk kepada petani, sekaligus menampung hasil panen singkongnya.

"Kami membeli singkong petani sesuai dengan harga pasar, yakni Rp1.050 per kilogramnya. Bukan hanya itu saja, pabrik chips mocaf ini juga menampung 100 pekerja setiap harinya," tuturnya.

Pembukaan cluster singkong Unej itu mendapat pujian dari Direktur Inovasi Industri, Ditjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Santoso Yudo Warsono yang turut hadir dalam peresmian pabrik chip mocaf tersebut.

"Cluster singkong yang dibangun dan dikembangkan oleh Unej menjadi contoh bagaimana sebuah penelitian berhasil diaplikasikan dan memiliki manfaat secara langsung kepada masyarakat," tutur Santoso.

Kepala Bidang Ubi-ubian, Direktorat Aneka Kacang dan Ubi-ubian, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Kusyanto mengatakan singkong menjadi tanaman pangan strategis selain padi, jagung dan kedelai dalam rencana strategi pangan nasional hingga tahun 2045, sehingga pengembangan cluster singkong tersebut harus didukung.

Sementara itu, Komisaris Utama PT Tiga Pilar Sejahtera, Anton Apriantono menyampaikan kesanggupan perusahaannya untuk menerima produk chip singkong dari cluster Unej.

"Syaratnya, mutu dipertahankan dan pengiriman singkong harus secara kontinyu karena pabrik kami perlu pasokan yang teratur," kata mantan Menteri Pertanian di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Ditemui terpisah, Rektor Universitas Jember Moh. Hasan menegaskan komitmen untuk mengembangkan penelitian yang mampu memberikan kemanfaatan bagi masyarakat, khususnya di bidang pertanian dan perkebunan karena letak Kampus Unej berada di daerah agraris.

"Kami sudah mengembangkan tebu tahan kering, dan kini cluster singkong. Saat ini yang sedang kita kembangkan juga adalah 'Golden Rice' atau padi mengandung vitamin A yang merupakan kerja sama dengan Kyungpook University Korea Selatan," tuturnya.

Pengembangan cluster singkong tersebut juga didukung oleh pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang memberikan dana penelitian kepada para peneliti di kampus Tegaboto Unej sebesar Rp1,4 miliar. 

Sementara The Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) Australia membantu program implementasi cluster singkong di masyarakat. CSIRO adalah lembaga pemerintah Australia yang membidangi penelitian di bidang riset pertanian, perubahan iklim dan irigasi dengan menyokong cluster singkong Unej dengan dana sebesar Rp2,8 miliar hingga tahun 2018.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016