Madiun (Antara Jatim) - Harga kambing kurban di Kota Madiun, Jawa Timur, naik signifikan menjelang hari raya Idul Adha pada 12 September 2016, yakni berkisar Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per ekor dibandingkan tahun lalu.

"Harga kambing paling murah saat ini berkisar antara Rp1,8 juta hingga Rp1,9 juta. Itu untuk ukuran yang paling kecil," ujar pedagang hewan kurban musiman di kawasan Jalan Panjaitan Kota Madiun, Bari kepada wartawan, Selasa.

Sedangkan untuk ukuran kambing sedang mencapai Rp2,3 juta dan kambing ukuran besar mencapai Rp3 juta lebih per ekor. 

Menurut dia, naiknya harga hewan kurban tersebut karena dipengaruhi momentum Idul Adha yang akan dirayakan pada dua pekan mendatang. Diperkirakan permintaan kambing akan meningkat hingga jelang Idul Adha mendatang.

"Selain itu, naiknya harga kambing juga disebabkan karena harga kulakan yang sudah mahal. Dari peternaknya memang sudah tinggi," kata Bari. 

Karena harga yang tergolong tinggi, maka penjualan hewan kurban saat in masih tergolong sepi. Jika biasanya pada hari-hari pertama membuka lapak dia mampu menjual empat sampai lima ekor kambing per hari, kali ini hanya dua sampai tiga ekor saja. 

"Apalagi pedagang kambing dadakan seperti saya ini semakin banyak. Jadi sudah banyak saingannya," kata Bari yang mengaku sudah berjualan kambing kurban dadakan sejak tahun 1983. 

Dulu saat belum banyak pesaing, setiap musim kurban, ia bisa menjual lebih dari 100 ekor kambing. Pembelinya mulai perorangan, sekolah, hingga instansi pemerintah maupun swasta. 

Sementara, Kepala Bidang Peternakan dan Perikanan, Dinas Pertanian Kota Madiun Sugiyono mengatakan, kenaikan harga hewan kurban sudah mulai terjadi sejak awal Agustus. 

"Kenaikan tidak hanya pada hewan kurban kambing, namun juga sapi. Harga sapi saat ini bisa mencapai Rp20 juta per ekor," kata Sugiyono.

Masyarakat diminta untuk teliti saat membeli hewan kurban. Kesehatan hewan kurban hendaknya juga diperhatikan. Meski demikian ia mengklaim hewan kurban yang dijual di Kota Madiun mayoritas dalam kondisi sehat.

"Kalaupun ada yang sakit masih dalam batas wajar. Yakni sakit karena hewan stres setelah perjalanaan jauh saat pengiriman, penyakit kulit, ataupun mata," katanya. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016