Probolinggo (Antara Jatim) - Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi mengatakan budi daya udang menjadi primadona di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
"Saat ini udang menjadi primadona utama komoditas budi daya perikanan, setelah beberapa tahun terpuruk akibat masalah penyakit udang windu," katanya di Probolinggo, Selasa.
Menurut dia, budi daya udang di Probolinggo memanfaatkan tambak potensial dengan seluas 1.997 hektare yang tersebar di tujuh kecamatan pesisir pantai mulai Kecamatan Tongas, Dringu, Gending, Paiton, Pajarakan, dan Kraksaan.
"Hingga akhir semester I tahun 2016 tercatat produksi udang di Kabupaten Probolinggo mencapai 3.336 ton atau 78,17 persen dari target sebesar 4.268 ton," tuturnya.
Sejak tahun 2001, lanjut dia, komoditas udang windu berganti pada budi daya udang vannamei dan sejak kegiatan budi daya udang itu sudah mulai bangkit.
"Puncaknya pada tiga tahun terakhir, perkembangan produksi udang terus meningkat dan rata-rata naik 1.000 ton per tahun di Kabupaten Probolinggo," ujarnya.
Ia menjelaskan produksi udang dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada tahun 2015, produksinya mencapai 4.753 ton dari target 3.334 ton dan total produksi budi daya untuk 10 komoditas utama budi daya perikanan mencapai 8.084 ton, sehingga 50 persen didominasi hasil produksi udang.
"Sebagian besar diperoleh dari budi daya lahan tambak intensif yang luasnya mencapai 500 hektare dan luas tambak ini memberikan kontribusi 90 persen dari total produksi udang di Kabupaten Probolinggo," katanya menambahkan.
Selain itu, Diskanla Probolinggo juga mengembangkan budi daya udang skala mini dengan menggunakan empang plastik (busmetik) di lahan yang sempit.
Kepala Bidang Budidaya Perikanan Diskanla Probolinggo Hari Pur Sulistiono mengatakan metode busmetik merupakan salah satu metode baru yang dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas dengan memanfaatkan lahan yang kecil.
"Teknologi busmetik diharapkan bisa dikembangkan di masyarakat dan sementara ini kami ingin melihat dulu hasil yang dikembangkan di Desa Sidopekso, Kecamatan Kraksaan," tuturnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016