Surabaya (Antara Jatim) - Putra sulung Wali Kata Surabaya Tri Rismaharini, Fuad Benardi memilih jalur entrepreneur atau wirausahawan dengan mengembangkan bisnis kedai di Kota Pahlawan.
    
"Sejak SMA saya sudah usaha kecil-kecilan. Saat itu, saya jual barang-barang di rumah yang tidak terpakai seperti ponsel, tas, laptop dan lainnya," kata Fuad kepada Antara di Surabaya, Rabu.
    
Menurut dia, pada saat itu belum ada toko online, sehingga penjualannya dari mulut ke mulut atau melalui teman-temannya. "Pada saat kuliah semester 7, saya bersama teman-teman, buat usaha pengembangbiakan ayam ternak di Cermei, Gresik. Awalnya menguntungkan tapi kemudian manajemen bermasalah sehingga saya mundur," kata Fuad alumni Jurusan Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
    
Selain itu, pria berusia 26 tahun ini mengaku juga pernah pernah usaha jual beli mobil. "Ada temen saya jual mobil, kemudian saya beli, terus saya jual lagi," kata bapak anak satu ini.
    
Habis lulus kuliah, Fuad memutar otak dengan membuat usaha baru berupa kedai di Jalan Joyoboyo 46 Surabaya. Kedai yang diberi nama "omahku" itu termasuk yang pertama di Jalan itu. "Saat ini sudah ada dua kafe baru di Jalan Joyoboyo," katanya.
    
Mengenai pemberian nama kedai "omahku" atau rumahku, Fuad mengatakan filosofinya agar orang-orang yang berkunjung dikedai merasakan masuk ke rumahnya sendiri. "Saya mendirikan kedai itu pada 2015 lalu dengan empat teman saya dengan modalnya Rp250 juta. Alhamdulillah lumayan ramai," katanya.
    
Ia mengatakan kedai miliknya lebih seperti food court ada roti mariam, crip, bakso, sop buntut, nasi daging nendang, nasi goreng dan lainnya. "Kayak angkringan, murah meriah," katanya.
    
Sukses di kedai, membuat Fuad berfikir untuk mengembangkan kedai di tempat lain maupun luar Surabaya. "Sebetulnya ada tawaran buat kedai di Pasuruan dan Madiun, tapi tempatnya jauh. Jadi saat ini saya lagi fokus rencana buat kedai di kawasan Surabaya Timur atau MERR. Tapi masih penjajagan," ujarnya.
    
Saat ditanya apakah usaha kedai ini mendapat dukungan dari ibunya, Fuad mengatakan bahwa ibunya mensuport apa yang ia lakukan.  "Ibu dan bapak membebaskan saya usaha kedai. Sempat dibantu modal tapi dalam bentuk barang," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016