Sego adalah nasi dan jangkrik adalah nama hewan sejenis serangga yang suaranya berirama.
Namun, jangan dikira, bahwa sego jangkrik itu berupa nasi dengan lauk utama berupa hewan yang mirip belalang itu.
"Awalnya, saya juga mengira begitu, ternyata saya salah," ucap seorang penyuka Sego Jangkrik itu, Evi.
Lalu ?! "Sego Jangkrik itu makanan orang Surabaya yang sangat pedas, lalu orangnya misuh (memaki): jangkriikk pedeesse, rek...," ungkap pelayan Warung Sego Jangkrik, Rudi.
Kendati sangat pedas, warga kota sangat menyukai, sehingga Warung Sego Jangkrik kini menyebar hingga tiga lokasi.
Tiga lokasi dimaksud yakni Jemursari (dekat Ibis Styles), Mayjen Sungkono (kompleks Bukit Mas), dan Sukolilo (samping Universitas Narotama Surabaya).
"Malah, warung kami juga menyediakan menu Sego Sambel yang juga disukai," tutur pemuda yang sudah beberapa tahun bekerja di warung itu.
Bedanya, Sego Jangkrik masih memiliki lauk seperti ikan pe, ikan tongkol, atau ayam kremes, sedangkan Sego Sambel hanya memiliki lauk tahu dan tempe, tapi bisa juga minta telur rebus untuk lauknya.
Ada satu menu yang sama/setara adalah bihun rasa kecap yang ada pada semua sajian. Harganya juga setara mulai dari Rp20.000, Rp22.000, dan Rp24.000 untuk setiap porsi lengkap.
Bagaimana dengan mereka yang tidak suka pedas? "Kami menyediakan nasi pecel, karena hanya itu yang tidak pedas, tapi selera langganan kami umumnya suka pedas, karena itu di sini juga ada Sego Sambel," tegasnya.
Jadi, jangan mencari jangkrik di dalam Sego Jangkrik, karena percuma juga. Nikmati saja pedasnya. Maaf, makannya juga tidak pakai misuh "jangkriiikk..." lho. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Namun, jangan dikira, bahwa sego jangkrik itu berupa nasi dengan lauk utama berupa hewan yang mirip belalang itu.
"Awalnya, saya juga mengira begitu, ternyata saya salah," ucap seorang penyuka Sego Jangkrik itu, Evi.
Lalu ?! "Sego Jangkrik itu makanan orang Surabaya yang sangat pedas, lalu orangnya misuh (memaki): jangkriikk pedeesse, rek...," ungkap pelayan Warung Sego Jangkrik, Rudi.
Kendati sangat pedas, warga kota sangat menyukai, sehingga Warung Sego Jangkrik kini menyebar hingga tiga lokasi.
Tiga lokasi dimaksud yakni Jemursari (dekat Ibis Styles), Mayjen Sungkono (kompleks Bukit Mas), dan Sukolilo (samping Universitas Narotama Surabaya).
"Malah, warung kami juga menyediakan menu Sego Sambel yang juga disukai," tutur pemuda yang sudah beberapa tahun bekerja di warung itu.
Bedanya, Sego Jangkrik masih memiliki lauk seperti ikan pe, ikan tongkol, atau ayam kremes, sedangkan Sego Sambel hanya memiliki lauk tahu dan tempe, tapi bisa juga minta telur rebus untuk lauknya.
Ada satu menu yang sama/setara adalah bihun rasa kecap yang ada pada semua sajian. Harganya juga setara mulai dari Rp20.000, Rp22.000, dan Rp24.000 untuk setiap porsi lengkap.
Bagaimana dengan mereka yang tidak suka pedas? "Kami menyediakan nasi pecel, karena hanya itu yang tidak pedas, tapi selera langganan kami umumnya suka pedas, karena itu di sini juga ada Sego Sambel," tegasnya.
Jadi, jangan mencari jangkrik di dalam Sego Jangkrik, karena percuma juga. Nikmati saja pedasnya. Maaf, makannya juga tidak pakai misuh "jangkriiikk..." lho. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016