Magetan (Antara Jatim) - Puluhan hektare tanaman kubis di Desa Sidorejo, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terserang hama kaper hingga membuat petani rugi jutaan rupiah.
"Hama kaper tersebut menyerang tanaman kubis yang siap panen," ujar petani kubis desa setempat, Suparno, kepada wartawan, Sabtu.
Menurut dia, akibat terserang kaper, tanaman kubisnya berlubang dan membusuk. Lama-lama bagian kubis yang berlubang semakin menyebar hingga daun yang terbuang pun semakin banyak.
"Petani merugi, sebab otomatis hasil panen akan merosot. Dalam seminggu, penyusutannya bisa mencapai 1 ton," kata Suparno.
Ia dan para petani lainnya sudah melakukan upaya pembasmian. Di antaranya dengan penyemprotan pestisida, namun upaya tersebut tidak membuahkan hasil.
"Serangan kaper kali ini tidak bisa dikendalikan dengan pestisida. Terbukti, beberapa kali disemprot tidak membuahkan hasil," katanya.
Selain hama kaper, petani kubis juga menghadapi serangan hama ulat. Kondisi tersebut semakin membuat hasil panen merosot drastis.
Petani kubis lainnya, Kliwon mengatakan, jika panen normal dan tidak terserang hama, lahannya bisa menghasilkan 6 hingga 7 ton sayur kubis. Namun panen terakhir, hanya sekitar lima ton.
"Selain menyusut dari jumlah hasil panen, petani juga merugi karena sayur kubis yang berlubang termakan kaper dan ulat dihargai murah oleh pengepul," kata Kliwon.
Harga kubis yang kualitas bagus di tingkat pengepul bisa mencapai Rp3.500 per kilogramnya. Sedangkan harga kubis yang terserang ulat dan kaper hanya dihargai Rp2.500 hingga Rp3.000 per kilogramnya.
Para petani meminta Dinas Pertanian setempat segera turun tangan memberikan solusi ke petani cara yang efektif mengatasi hama kaper dan ulat tersebut.
Selain menyerang di Kecamatan Sidorejo, hama kaper dan ulat juga menyerang lahan kubis di wilayah lereng Gunung Lawu lainnya, yakni Kecamatan Plaosan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016