Madiun (Antara Jatim) -  Luas lahan tebu di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, terus menyusut setiap tahunnya akibat petani tebu beralih ke tanaman komoditas lainnya.

Data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun mencatat, di tahun 2012 lahan tebu di wilayah setempat masih mencapai 5.443 hektare. Pada tahun 2015 luas tanam sudah mencapai 3.878 hektare, dan kini menyusut lagi hingga tersisa sekitar 3.389 hektare. 

Kasi Rehabilitasi, Diversifikasi Lahan, dan Infrastruktur, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Madiun Suwono di Madiun, Sabtu mengatakan terdapat sejumlah alasan hingga petani tebu beralih menanam komoditas lain.

"Di antaranya harga tebu yang turun akibat rendemen tebu yang minim. Hal itu merupakan dampak dari tingginya curah hujan saat panen kali ini yang bersamaan dengan musim kemarau," ujar Suwono kepada wartawan.

Harga jual tebu dari petani pada musim panen tahun sebelumnya bisa mencapai Rp50 ribu per kuintal dengan rendemen berkisar 7,5-8.

Namun, tahun ini harga tebu petani susut hingga tinggal Rp42 ribu per kuintal dengan jumlah rendemen yang terkandung hanya berkisar 6,3 hingga 6,7 saja.

Kondisi tersebut dinilai tidak mampu menutup biaya operasional yang dikelurkan petani tebu selama masa tanam. Apalagi masa panen tebu hanya satu tahun sekali.

Guna meraih keuntungan yang lebih banyak, petani banyak yang beralih menanam padi ataupun tanaman lain yang lebih menjanjikan.

Dinas mengaku tidak dapat berbuat banyak. Adapun, panen raya tebu biasanya jatuh pada Juli hingga Oktober. Karena pengaruh cuaca, panen raya diprediksi molor hingga November mendatang. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016