Musim haji 2016 bagi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur H Mahfudh Shodar MAg merupakan musim haji ketiga sejak dirinya menjabat sebagai orang nomer satu di Kemenag Jatim pada 21 Februari 2014.

Namun, penyelenggaraan ibadah tahun ini terasa lebih istimewa lagi bagi putra kelahiran Jenu, Tuban, Jawa Timur, ini, karena dirinya dalam penyelenggaraan haji tahun 2016 bukan sekadar penyelenggara atau petugas, tapi juga calon haji.

"Ya, saya nanti berangkat dengan Kloter 52 Embarkasi Surabaya. Tapi, jangan salah, saya juga ikut antre lho. Saya mendaftar tahun 2009 saat menjabat Kakanmenag Ponorogo," ucapnya.

Artinya, Kepala Kanwil Kemenag Jatim yang berangkat dengan Kloter 52/Malang itu juga menunggu tujuh tahun untuk berangkat ke Tanah Suci. "Meski saya sekarang Kepala Kanwil Kemenag Jatim, saya juga mengikuti prosedur calhaj pada umumnya," tuturnya.

Namun, antrean haji untuk pendaftar pada tahun 2016 sudah bukan tujuh tahun lagi seperti zamannya, melainkan sudah berkisar 24 tahun. "Jadi kalau mendaftar tahun 2016, maka akan berangkat tahun 2040, kecuali jika perluasan Masjidil Haram sudah selesai," paparnya.

Menurut alumni IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu, keberangkatannya itu juga tidak mengganggu tugasnya sebagai penyelenggara ibadah haji tahun 2016, karena semuanya sudah dipersiapkan.

"Misalnya, soal visa, kami menjamin visa calon haji yang belum selesai akan tuntas menjelang keberangkatan calon haji yang bersangkutan. Soal visa yang tidak selesai serentak itu juga sudah terjadi pada tahun 2015," katanya.

Hingga saat keberangkatan calon haji kelompok terbang (kloter) 1/Sumenep (9/8), PPIH Embarkasi Surabaya mencatat 50 persen visa untuk 27.323 calhaj sudah jadi/selesai dan umumnya merupakan visa bagi kloter 1-34 (gelombang pertama).

Baginya, soal visa itu sebenarnya terkait dengan Kedubes Arab Saudi di Jakarta yang mungkin melayani visa yang menumpuk. "Tapi kami koordinasi terus," tukas mantan Kepala Kemenag Trenggalek dan Tulungagung itu.

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah tertibnyabarang-barang bawaan calon haji ke Tanah Suci, sehingga tidak ada lagi jamu dalam jumlah cukup besar.

"Sejak tiga bulan menjelang keberangkatan sudah ada penyuluhan oleh Kemenag di kabupaten/kota. Alhamdulillah, barang bawaan yang menyalahi aturan saat ini sudah jauh berkurang," tegas Mahfudh Shodar yang rencananya berangkat ke Tanah Suci pada 30 Agustus 2016 itu. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016