Semboyan "Sejahtera Untuk Semua" yang menjadi ikon Kabupaten Jombang sepertinya hanya slogan belaka. Bagaimana tidak, masih banyak warga Kota Santri yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Seperti yang dialami Nenek Sijah, (70) dan Nenek Wiji (65) yang tinggal di Dusun Karangasem, Desa Karangdagangan, Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang ini. Di usia senjanya, nenek renta ini terpaksa membanting tulang demi bertahan hidup dengan sang adik.

Siang itu, Nek Sijah terlihat sibuk di dapur rumah bambu itu. Badan yang tak tegap lagi itu, menjinjing setali ranting kayu kering dari samping rumah. Ya, Nek Sijah harus memasak untuk mengganjal perutnya yang mulai kerocongan.

Secangkir menir (patahan beras) diambil Nek Sijah dari dalam gentong berbahan tanah liat itu. Tangan keriput itu satu persatu menjumput butiran yang tersisa di dalam gentong. Baginya, satu butir padi itu sangat berarti untuk membuatnya bertahan hidup.

"Adik saya buta, tidak bisa apa-apa, jadi mau tidak mau saya yang harus membuat makan setiap hari," tutur Sijah kepada Antara di Jombang, Jatim (11/8).

Sejak suaminya meninggal beberapa tahun lalu, Nek Sijah hanya hidup berdua dengan adiknya Wiji. Maklum, selama hidup, adiknya belum pernah menikah. Sebab, kedua mata Nek Wiji memang sudah mengalami kebutaan sejak muda.

"Saya punya dua anak sebenarnya, satu laki-laki sekarang di Surabaya, sedangkan yang perempuan tinggal di Ponorogo. Jarang pulang, kadang lima bulan baru pulang," imbuhnya.

Selama ini, Nek Sijah dan adiknya hanya makan seadanya. Jika beras jatah bantuan yang diterimanya habis, keduanya terpaksa makan sayur-sayuran rebus yang diambilnya dari pekarangan rumah. Atau menunggu belas kasih dari tetangga.

"Kalau musim panen, saya ke sawah. Ngasak (ngais) gabah sisa orang panen itu. Nanti kalau banyak terus di gilingkan jadi menir seperti ini. Kalau sudah habis, ya makan seadanya saja, yang penting makan," terangnya.

Sungguh ironis memang. Kondisi Nek Sijah dan Nek Wiji yang hidup dibawah garis kemiskinan ini minim perhatian dari pemkab Jombang. Setiap bulan, keduanya hanya menerima bantuan beras untuk warga miskin (Raskin) sebanyak 15 kilogram.

Sementara itu, Ketua Rt 01/04 Dusun Karangasem, Desa Karangdagangan, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, Seger, berharap, ada bantuan rutin yang diberikan pemkab Jombang kepada Nek Sijah dan Nek Wiji itu. Mengingat kondisi keduanya yang sudah tua renta namun masih harus banting tulang hanya untuk bertahan hidup.

"Kalau bisa ada tambahan bantuan untuk kedua warga saya ini. Minimal, untuk kebutuhan makan setiap harinya. Karena anaknya juga jarang pulang," tandasnya.

Sementara itu, Kebo Kicak Jurnalis Comunity (K2JC) Jombang, melihat kondisi nenek Sijah dan adiknya, memberikan bantuan sembako untuk nenek tersebut.

"Kami tidak bisa memberikan bantuan banyak, hanya sebatas sembako semoga bermanfaat bagi Nenek Sijah dan Nenek Wiji," kata Moh Syafi'i, Ketua K2JC saat menyerahkan bantuan.

Syafi'i juga berjanji bersama komunitas jurnalisnya meminta pemerintah daerah setempat memperhatikan kondisi warganya yang masih banyak berada di bawah garis kemiskinan.

"Pemerintah daerah Jombang harus memperhatikan kesjahteraan warganya, bukan hanya menjadi semboyan," pungkasnya. (*)

Pewarta: Syaiful Arif

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016