Tulungagung (Antara Jatim) - Sejumlah nelayan di pesisir selatan Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek, Jawa Timur mengeluhkan turunnya hasil tangkapan ikan mereka selama dua pekan terakhir dampak cuaca buruk yang menyebabkan gelombang tinggi.
    
"Arus kuat di permukaan dan bawah menyebabkan ikan cenderung bersembuyi di perairan dalam. Sulit sekali ditangkap," kata Anthio (40), salah satu nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Teluk Popoh, Kabupaten Tulungagung, Rabu.
    
Hampir setengah harian Anthio bersama sejumlah nelayan mencoba menjaring ikan hingga batas area garis pantai, namun mereka hanya membawa hasil tangkapan tidak sampai satu keranjang.
    
Pemandangan serupa dialami nelayan Nyamin di pesisir Pantai Sidem, Tulungagung yang menjala ikan menggunakan jaring tarik sepanjang satu kilometer lebih dari tepi pantai.
    
Dua kali Nyamin dan sejumlah nelayan lain menebar jala yang diulur dari tepi pantai hingga tengah perairan lalu membawanya kembali ke daratan pada ujung jaring yang lain itu.
    
Namun hasilnya selalu tidak optimal. Satu kali jaring ditebar ke tengah perairan menggunakan perahu kecil (sekoci) lalu ditarik oleh 10-15 buruh nelayan dari tepi pantai, ikan yang berhasil dikumpulkan hanya setengah keranjang.
    
"Kemarin bahkan pernah tidak dapat sama sekali. Kalaupun dapat, jika sedikit biasanya habis dibagi untuk upah tenaga buruh jaring tarik," ujarnya.
    
Fakta serupa dialami nelayan Puryadi di sekitar Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, Kabupaten Trenggalek yang hanya membawa dua keranjang ikan (berat sekitar dua kuintal) hasil semalaman melaut bersama beberapa rekannya sesama nelayan.
 
"Padahal biasanya kalau kondisi normal tangkapan sekali melaut bisa sampai 10-20 ton," ujarnya.
    
Puryadi, Nyamin dan Anthio sama-sama mengaku sudah faham cuaca ekstrem membuat tangkapan turun drastis karena biasanya ikan turun bersembunyi diperairan dalam.
    
"Ya, berjudi saja dengan harapan mendapat ikan banyak. Daripada menganggur dan tidak mendapat hasil sama sekali, dapur bisa tidak 'ngebul' (tidak masak makanan)," kata Anthio.
    
Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tulungagung sampai saat ini belum mencabut imbauan larangan melaut selama terjadi cuaca buruk dua pekan terakhir.
    
Kendati sudah tidak seganas pekan lalu, ketinggian ombak di kawasan pesisir selatan Jatim bagian barat itu masih di kisaran 3-4 meter sehingga membuat mayoritas nelayan memilih beraktivitas di tepi pantai/sekitar pelabuhan guna memperbaiki jaring yang putus ataupun memperbaiki kapal.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016