Jakarta, (Antara) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mendorong peningkatan kerja sama perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Aljazair, khususnya di sektor pertambangan.
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Retno dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Perindustrian dan Pertambangan Aljazair Abdessalem Bouchouareb di sela-sela kegiatan Forum Ekonomi Islam Dunia (WIEF) di Balai Sidang Jakarta (JCC), Selasa.
Menurut Menlu Retno, upaya peningkatan perlindungan TKI di Aljazair sangat penting mengingat jumlah WNI yang bekerja di sektor konstruksi dan pertambangan negara Afrika Utara tersebut mencapai hampir setengah dari jumlah WNI yang bermukim di sana.
Berdasarkan data Kedutaan Besar RI di Alger, terdapat 242 WNI yang tinggal di Aljazair, dari jumlah tersebut 123 orang bekerja di sektor konstruksi, 22 orang di perminyakan dan dua pelajar.
Selain itu, kerja sama perlindungan juga perlu diarahkan pada badan hukum Indonesia mengingat nilai investasi Indonesia di Aljazair mencapai 6,25 miliar dolar AS yang sebagian besar ditanamkan di sektor pertambangan.
Menlu Retno juga menyampaikan pentingnya mengaktifkan kembali mekanisme Sidang Komisi Bersama Indonesia-Aljazair yang telah disepakati pada 2000 lalu, melalui pertukaran Nota mengenai Penyelenggaraan Komisi Bersama Pada Tingkat Menteri.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016
Pernyataan tersebut disampaikan Menlu Retno dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Perindustrian dan Pertambangan Aljazair Abdessalem Bouchouareb di sela-sela kegiatan Forum Ekonomi Islam Dunia (WIEF) di Balai Sidang Jakarta (JCC), Selasa.
Menurut Menlu Retno, upaya peningkatan perlindungan TKI di Aljazair sangat penting mengingat jumlah WNI yang bekerja di sektor konstruksi dan pertambangan negara Afrika Utara tersebut mencapai hampir setengah dari jumlah WNI yang bermukim di sana.
Berdasarkan data Kedutaan Besar RI di Alger, terdapat 242 WNI yang tinggal di Aljazair, dari jumlah tersebut 123 orang bekerja di sektor konstruksi, 22 orang di perminyakan dan dua pelajar.
Selain itu, kerja sama perlindungan juga perlu diarahkan pada badan hukum Indonesia mengingat nilai investasi Indonesia di Aljazair mencapai 6,25 miliar dolar AS yang sebagian besar ditanamkan di sektor pertambangan.
Menlu Retno juga menyampaikan pentingnya mengaktifkan kembali mekanisme Sidang Komisi Bersama Indonesia-Aljazair yang telah disepakati pada 2000 lalu, melalui pertukaran Nota mengenai Penyelenggaraan Komisi Bersama Pada Tingkat Menteri.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016