Kediri (Antara Jatim) - Tarif angkutan saat Lebaran 2016 ternyata memicu terjadinya inflasi di Kediri, Jawa Timur, pada Juli 2016 mencapai 0,78 persen, lebih tinggi ketimbang inflasi Juni 2016, yang hanya 0,16 persen.
     
"Pascalebaran inflasi cukup tinggi, dan ini dipengaruhi 10 komoditi utama di seperti angkutan antarkota maupun tarif 'travel'," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri Ellyn T Brahmana, di Kediri, Senin.
     
Pihaknya menjelaskan, untuk angkutan tersebut salah satu yang terpantau adalah kendaraan umum Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Adanya perayaan Lebaran 2016 itu juga dimanfaatkan oleh pengusaha otobus untuk menaikkan harga tiket jual. 
     
Di Kediri, satu pekan sebelum Lebaran 2016 atau arus mudik, belum terlalu berpengaruh, namun yang sangat berpengaruh ternyata saat arus balik. Arus balik yang berangkat dari Kediri ternyata cukup tinggi, sehingga juga dihitung sebagai kelompok yang memengaruhi terjadinya inflasi di Kediri.
    
Selain angkutan umum yang terdiri dari bus maupun trafel, komoditas lain yang juga memberikan sumbangan terbesar pada inflasi di Kota Kediri pada Juli 2016 adalah daging ayam ras, bawang merah, cabai rawit, batu bata/ batu tela, apel, tarif kereta api, kentang, dan cabai merah.
      
Ellyn menambahkan, tingginya harga gula pasir juga memengaruhi terjadinya inflasi di Kediri, namun tidak sampai masuk dalam 10 komoditas penyumbang inflasi terbesar. Dari 10 komoditas tersebut, merupakan yang paling tinggi memengaruhi terjadinya inflasi.
      
Pihaknya menambahkan, inflasi ini dipengaruhi oleh kenaikan maupun penurunan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran. Dari tujuh kelompok pengeluaran seluruhnya mengalami kenaikan kecuali kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga yang justru mengalami penurunan sebesar 0,01 persen. 
     
Kelompok bahan makanan naik sebesar 1,94 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,50 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik sebesar 0,04 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,40 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,02 persen, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 1,27 persen.
     
Selain terdapat komoditas yang memengaruhi inflasi, juga terdapat kelompok komoditas yang memberikan tekanan terbesar terhadap inflasi di Kota Kediri pada Juli 2016 yaitu bahan bakar rumah tangga, semen, pindang asin, keramik, tomat buah, mentimun, kembang kol, teri, pepaya, dan ikan patin.
     
Lebih lanjut, ia juga mengatakan dari delapan kota IHK di Jawa Timur, di bulan Juli seluruhnya mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggidi Madiun sebesar 0,85 persen diikuti inflasi Surabaya sebesar 0,83 persen.
     
Selanjutnya, Kediri 0,78 persen, Malang 0,78 persen, Sumenep 0,63 persen, Probolinggo 0,63 persen, Banyuwangi 0,43 persen, dan Jember 0,42 persen. Sementara, di Jatim mencapai 0,76  persen. 
     
"Kediri ini relatif agak tinggi, tapi masih bisa terkontrol," kata Ellyn. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2016